Heboh “Salju Palsu” di China, Destinasi Wisata Ditutup Sementara

Sebuah destinasi wisata bertema “desa salju” di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, terpaksa ditutup sementara setelah para pengunjung menyadari bahwa hamparan putih yang mereka lihat bukanlah salju asli, melainkan campuran kapas dan air sabun. Kejadian ini memicu kekecewaan dan kritik tajam dari wisatawan yang merasa tertipu.

Pihak pengelola Desa Salju Chengdu akhirnya mengeluarkan permintaan maaf melalui media sosial setelah protes bermunculan. Dalam pernyataan resminya, mereka mengakui bahwa penggunaan salju buatan merupakan upaya terakhir akibat suhu yang lebih hangat dari perkiraan.

“Kami sangat menyesal karena hasil yang diperoleh tidak sesuai ekspektasi, sehingga menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pengunjung,” tulis pihak pengelola dalam pernyataan resminya.

Pengunjung Kecewa, Atraksi Wisata Ditutup Sementara

Para wisatawan yang datang dengan harapan menikmati suasana musim dingin yang autentik justru dikejutkan oleh salju buatan yang terbuat dari kapas dan busa sabun. Beberapa pengunjung membagikan pengalaman mereka di media sosial, mengungkapkan rasa kecewa karena merasa telah ditipu oleh promosi yang tidak sesuai realita.

Akibat gelombang kritik yang semakin meluas, pihak pengelola akhirnya memutuskan untuk menutup atraksi wisata tersebut sementara waktu. Mereka berjanji akan mencari solusi terbaik untuk memastikan pengalaman yang lebih memuaskan bagi wisatawan sebelum mempertimbangkan untuk membuka kembali lokasi tersebut.

Fenomena “Salju Palsu” dan Isu Transparansi Wisata

Insiden ini memicu diskusi hangat di dunia maya, terutama mengenai kejujuran dalam promosi destinasi wisata. Banyak warganet menyoroti pentingnya transparansi dalam pengelolaan tempat wisata, terutama yang bergantung pada kondisi alam.

Beberapa pengguna media sosial mengingatkan bahwa wisatawan harus lebih berhati-hati terhadap iklan yang berlebihan, sementara yang lain menyarankan agar pengelola tempat wisata lebih jujur dalam menyampaikan kondisi sebenarnya, sehingga pengunjung tidak merasa kecewa setelah tiba di lokasi.

Pejabat setempat kini tengah mengevaluasi langkah selanjutnya, termasuk kemungkinan mencari metode yang lebih realistis untuk menciptakan pengalaman wisata musim dingin tanpa menyesatkan pengunjung.

Dengan kasus ini, pertanyaan pun muncul: Haruskah wisata bertema musim dingin tetap dipaksakan meski cuaca tidak mendukung, atau lebih baik mencari konsep lain yang lebih sesuai dengan kondisi alam?

Sal Priadi Sampaikan Doa untuk Fiersa Besari yang Ikut dalam Pendakian Carstensz

Sal Priadi mengungkapkan rasa khawatirnya terhadap kondisi Fiersa Besari setelah mengetahui sahabatnya itu ikut serta dalam rombongan pendaki Puncak Carstensz. Hal ini ia sampaikan melalui unggahan di akun X pribadinya. Dalam pesannya, Sal menyebut bahwa ia membaca informasi mengenai tragedi yang menimpa rombongan pendakian tersebut, di mana dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia akibat hipotermia setelah mencapai puncak. Sal pun berharap agar semua pendaki yang tersisa, termasuk Fiersa, bisa segera turun dengan selamat.

Dari informasi yang kubaca, Bung ikut serta dalam pendakian Carstensz bersama rombongan yang terlatih. Setelah mencapai puncak, dua peserta dikabarkan meninggal dunia akibat kedinginan. Semoga yang lainnya dapat segera turun dan kembali ke rumah dengan selamat, termasuk Bung. Mari kita sama-sama mendoakan keselamatan mereka,” tulisnya pada Minggu (2/3).

Sal Priadi, yang dikenal lewat lagu Gala Bunga Matahari, juga mengungkapkan harapannya agar Fiersa dalam keadaan baik-baik saja setelah menghadapi cuaca ekstrem selama pendakian. Apalagi, ia membaca laporan yang menyebut bahwa Fiersa telah tiba di base camp. “Semoga kau baik-baik saja, Bung @FiersaBesari,” tambahnya.

Di sisi lain, istri Fiersa Besari, Siti Aqia Nurfadla, juga sempat mengungkapkan kekhawatirannya setelah mendengar kabar mengenai insiden tragis tersebut. Beruntung, berdasarkan laporan dari Tim SAR Timika, Fiersa dikonfirmasi selamat dan kini berada di Lembang Kuning, titik istirahat dalam jalur pendakian.

Masjid Al Aqsa Terbatas, Israel Batasi Jemaah Selama Ramadhan 2025

Pemerintah Israel kembali menetapkan kebijakan pembatasan akses di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem selama bulan suci Ramadhan 2025. Keputusan ini diumumkan oleh juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, yang menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan prosedur keamanan yang rutin diterapkan setiap tahunnya.

“Pembatasan keamanan akan diberlakukan seperti yang sudah diterapkan pada tahun-tahun sebelumnya,” ujar Mencer dalam pernyataannya yang dikutip oleh AFP pada Jumat (28/2/2025).

Kebijakan ini, menurut Mencer, bertujuan untuk mencegah potensi bentrokan dan kekerasan yang dapat mengganggu stabilitas kawasan. Namun, langkah tersebut dipastikan akan berdampak besar bagi ribuan jemaah, terutama warga Palestina yang datang dari Tepi Barat untuk menjalankan ibadah di salah satu situs paling suci dalam Islam.

Pembatasan Ketat bagi Jemaah Palestina

Setiap tahun, ratusan ribu umat Muslim dari berbagai wilayah berbondong-bondong menuju Masjid Al Aqsa untuk beribadah sepanjang bulan Ramadhan. Namun, seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, Israel akan menerapkan aturan ketat bagi mereka yang ingin memasuki kompleks masjid, terutama warga Palestina.

Pada Ramadhan 2024, otoritas Israel menerapkan pembatasan usia bagi jemaah yang ingin masuk ke kompleks Al Aqsa. Pria yang diperbolehkan beribadah harus berusia 55 tahun ke atas, sedangkan bagi wanita, batas usia minimum adalah 50 tahun. Selain itu, ribuan personel kepolisian Israel dikerahkan di berbagai titik di Yerusalem untuk mengontrol situasi dan mencegah kemungkinan bentrokan.

Untuk Ramadhan 2025 ini, penerapan kebijakan serupa dipastikan akan kembali dilakukan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa ketegangan antara warga Palestina dan aparat keamanan Israel bisa kembali meningkat, mengingat pembatasan seperti ini sering kali berujung pada protes dan bentrokan di kawasan tersebut.

“Tidak ada negara yang akan menoleransi upaya provokasi atau kekerasan, begitu juga dengan Israel,” tegas Mencer, menanggapi potensi reaksi dari masyarakat Palestina.

Ketegangan Memanas di Tengah Krisis Gaza

Keputusan Israel untuk kembali menerapkan pembatasan di Masjid Al Aqsa terjadi dalam situasi yang masih bergejolak di kawasan, terutama setelah konflik panjang di Gaza yang telah menyebabkan puluhan ribu korban jiwa. Meskipun ada gencatan senjata, ketegangan antara Israel dan kelompok-kelompok bersenjata Palestina masih jauh dari mereda.

Israel menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mempertahankan status quo di situs suci tersebut. Namun, bagi warga Palestina, langkah ini bukan sekadar pengamanan, melainkan bagian dari pembatasan yang lebih luas terhadap hak mereka untuk beribadah.

Masjid Al Aqsa bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol identitas dan perjuangan nasional Palestina. Oleh karena itu, setiap kebijakan pembatasan yang diberlakukan Israel di kawasan ini kerap memicu kemarahan dan aksi protes dari warga Palestina maupun komunitas internasional.

Potensi Sorotan Internasional dan Dampak Politik

Sejarah mencatat bahwa kebijakan pembatasan di Masjid Al Aqsa sering kali menjadi pemicu ketegangan yang lebih besar di kawasan Yerusalem Timur dan sekitarnya. Penerapan aturan ketat pada Ramadhan kali ini diprediksi akan kembali menarik perhatian dunia internasional, terutama negara-negara yang selama ini mendukung hak Palestina untuk beribadah dengan bebas di Al Aqsa.

Di tengah situasi politik dan keamanan yang masih belum stabil, keputusan Israel ini juga berpotensi memperburuk hubungan diplomatiknya dengan negara-negara Muslim, yang kerap mengkritik keras kebijakan pembatasan di tempat suci umat Islam.

Dengan kondisi yang terus berkembang, Ramadhan 2025 di Yerusalem diperkirakan akan kembali diwarnai dengan ketegangan dan protes, sementara dunia menyoroti bagaimana situasi ini akan berkembang lebih lanjut.

Aldi Taher Diprotes Anak karena Sibuk Kerja, Tetap Bersyukur dengan Rezeki yang Mengalir

Aldi Taher telah mengungkapkan bahwa kesibukannya di dunia hiburan mulai mendapat protes dari anak-anaknya, terutama yang masih kecil. Sang anak yang baru berusia empat tahun kerap meminta Aldi untuk tetap di rumah dan bermain bersama mereka. Namun, dengan jadwal pekerjaan yang semakin padat, hal tersebut sulit untuk dilakukan. Meski begitu, Aldi selalu berusaha memberikan penjelasan kepada anak-anaknya mengenai alasan ia harus bekerja. Ia menuturkan bahwa setiap kali hendak berangkat kerja, sang anak kerap bertanya, “Papa mau kerja lagi?” dan bahkan meminta agar dirinya beristirahat terlebih dahulu. Bagi Aldi, momen ini terasa begitu menyentuh karena menunjukkan betapa anak-anaknya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya.

Meskipun harus sering bepergian, Aldi tetap memastikan bahwa ia meluangkan waktu untuk keluarganya, terutama bagi anaknya yang masih kecil. Ia berjanji untuk segera pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya, terutama ketika anaknya ingin ditemani sebelum tidur. Sang anak pun sering mempertanyakan mengapa Aldi kerap pergi ke luar kota. Meski mendapat protes dari anak-anaknya, Aldi tetap bersyukur atas rezeki yang terus mengalir. Ia mengungkapkan bahwa jadwal manggungnya semakin padat, termasuk saat bulan Ramadan yang sudah mulai terisi dengan berbagai pekerjaan. Aldi merasa bahwa doa dari istri, anak-anak, dan orang-orang terdekatnya menjadi berkah yang terus membawanya pada berbagai kesempatan dalam kariernya.

Kim Seon Ho Resmi Bergabung dengan Fantagio, Siap Hadir dengan Proyek Baru

Aktor asal Korea Selatan, Kim Seon Ho, resmi menandatangani kontrak eksklusif dengan agensi hiburan Fantagio. Kabar ini diumumkan langsung oleh pihak agensi melalui pernyataan resmi yang menyambut Kim Seon Ho sebagai bagian dari keluarga besar mereka. Dalam pernyataannya, Fantagio mengungkapkan bahwa Kim Seon Ho merupakan aktor berbakat yang telah mendapatkan banyak cinta dari penggemar berkat aktingnya yang luar biasa dan pesonanya yang memikat. Mereka juga menegaskan komitmennya untuk memberikan dukungan penuh bagi karier sang aktor, sehingga ia dapat terus berkembang dan tampil dalam berbagai proyek hiburan yang menarik.

Fantagio berharap dengan adanya dukungan dari agensi, Kim Seon Ho bisa mengeksplorasi lebih banyak kesempatan di dunia hiburan dan menunjukkan kemampuan terbaiknya. Mereka juga mengajak para penggemar untuk terus mendukung perjalanan karier sang aktor di bawah naungan agensi baru ini. Bergabungnya Kim Seon Ho dengan Fantagio menjadi kabar menggembirakan bagi para penggemar yang menantikan lebih banyak proyek darinya di masa mendatang.

Saat ini, Kim Seon Ho tengah sibuk dengan proyek drama terbarunya yang berjudul Can This Love Be Translated?, di mana ia akan beradu akting dengan aktris Go Youn Jung. Drama ini dijadwalkan tayang pada tahun 2025 melalui platform streaming Netflix. Sementara itu, Fantagio sendiri dikenal sebagai agensi yang menaungi banyak artis populer, termasuk grup idola ASTRO serta aktor seperti Cha Eun Woo, Kang Ye Won, dan Ong Seong Wu. Dengan bergabungnya Kim Seon Ho ke agensi ini, diharapkan ia semakin aktif dalam berbagai proyek baru dan lebih sering menyapa para penggemarnya.

Mohammed Deif Lolos dari Penangkapan ICC, Ini Alasannya!

Pengadilan Pidana Internasional (ICC) baru saja membuat keputusan penting dengan mencabut surat perintah penangkapan terhadap Mohammed Diab Ibrahim Al Masri, yang lebih dikenal dengan Mohammed Deif, pemimpin militer Hamas, pada Rabu (26/2). Keputusan ini datang setelah jaksa penuntut umum ICC menerima informasi yang dapat dipercaya mengenai kematian Deif, yang memicu penghentian proses hukum yang sebelumnya ditetapkan.

Majelis hakim ICC, yang dipimpin oleh hakim ketua Nicolas Guillou, menyatakan bahwa informasi baru yang mereka terima sudah cukup untuk menangguhkan tindakan hukum lebih lanjut terhadap Deif. “Dengan adanya informasi yang valid ini, kami memutuskan untuk menghentikan proses hukum terhadap Mohammed Deif dan menyatakan bahwa surat perintah penangkapannya tidak berlaku lagi,” ujar Guillou dalam pernyataan resmi yang dikutip oleh New Arab.

Latar Belakang Surat Perintah Penangkapan

Pada November 2024, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Mohammed Deif, bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant. Surat perintah itu berkaitan dengan tuduhan keterlibatannya dalam serangan mendadak yang dilancarkan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan besar, dengan ratusan korban jiwa serta berbagai tindak kekerasan, termasuk pembunuhan massal, penyanderaan, dan kekerasan seksual.

Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran terhadap Gaza, yang berlanjut hingga saat ini. Konflik tersebut telah merenggut lebih dari 48.000 nyawa, selain menghancurkan ribuan rumah serta fasilitas sipil di wilayah tersebut.

Kabar Mengenai Kematian Deif

Kabar mengenai kematian Mohammed Deif pertama kali beredar pada Juli 2023, setelah serangan udara Israel di Gaza. Namun, pada waktu itu, Hamas tidak memberikan konfirmasi resmi terkait nasib Deif. Hanya pada Januari 2025, Hamas akhirnya mengonfirmasi bahwa Deif memang telah meninggal dunia.

Keputusan ICC untuk mencabut surat penangkapan ini mengakhiri salah satu babak dalam konflik yang sudah berlangsung lebih dari satu dekade antara Israel dan Hamas, meskipun ketegangan di kawasan tersebut masih berlanjut hingga saat ini, dengan dampak kemanusiaan yang luar biasa besar.

Maksimalkan Fotografi Profesional dengan Expert RAW di Samsung Galaxy S25 Series

Fotografer profesional Govinda Rumi merekomendasikan pengguna Samsung Galaxy S25 Series untuk mulai menggunakan fitur Expert RAW dalam pengambilan gambar. Fitur ini memberikan kontrol lebih luas terhadap kamera, termasuk kehadiran teknologi Virtual Aperture yang semakin meningkatkan fleksibilitas fotografi. Expert RAW sendiri telah tersedia sejak Galaxy S21 Series dan terus mengalami pengembangan, menghadirkan berbagai kemampuan baru untuk pengalaman memotret yang lebih baik.

Menurut Govinda, fitur ini memungkinkan pengguna mengontrol berbagai aspek kamera secara manual, seperti ISO, shutter speed, white balance, exposure, serta fokus. Hal ini memberikan keleluasaan dalam menyesuaikan pencahayaan dan atmosfer sesuai dengan kondisi lingkungan serta hasil yang diinginkan. Di dalam mode kamera, memang tersedia Pro Mode yang juga mendukung format RAW, namun Expert RAW menawarkan fitur yang lebih mendalam untuk kebutuhan fotografi profesional.

Salah satu keunggulan utama Expert RAW adalah kemampuannya dalam menentukan resolusi gambar. Jika pada Pro Mode hanya tersedia opsi 12 MP dan 50 MP, dengan Expert RAW pengguna bisa mengambil gambar hingga resolusi 200 MP. Govinda sendiri menyebut bahwa resolusi 24 MP menjadi favoritnya karena memberikan keseimbangan antara ukuran file dan kualitas gambar. Expert RAW juga memungkinkan pengguna mendapatkan file RAW yang menyimpan data asli dari sensor kamera, sehingga pengeditan foto menjadi lebih fleksibel dan detail dalam menentukan suasana gambar.

Bagi pengguna yang merasa pengeditan RAW terlalu rumit atau kapasitas penyimpanannya terbatas, tersedia opsi RAW JPEG yang menghasilkan dua versi foto, yaitu RAW untuk pengeditan lanjutan dan JPEG yang sudah dikompresi dengan visual yang telah disesuaikan secara otomatis. Govinda mengibaratkan JPEG sebagai makanan instan yang langsung siap dinikmati, sementara RAW adalah bahan mentah yang bisa diolah sesuai selera.

Samsung juga menghadirkan fitur eksklusif di Galaxy S25 Ultra, yaitu Virtual Aperture, yang memungkinkan pengguna memilih bukaan lensa dari F/1.4 hingga F/16.0. Bukaan yang lebih kecil akan memberikan efek bokeh yang lebih lembut di latar belakang, sehingga objek utama dalam foto dapat tampil lebih menonjol. Dengan berbagai fitur canggih ini, Expert RAW di Galaxy S25 Series menjadi pilihan tepat bagi pengguna yang ingin meningkatkan keterampilan fotografi mereka ke level profesional.

Dokter Perancis Lecehkan Seksual 299 Pasien, Korban Usia 1-70 Tahun

Joel Le Scouarnec, seorang dokter bedah berusia 74 tahun asal Perancis, kembali menghadapi persidangan pada Senin (24/2/2025) di Pengadilan Perancis terkait tuduhan pelecehan seksual terhadap 299 mantan pasiennya. Kasus ini semakin mencengangkan karena mayoritas korban yang terungkap adalah anak-anak. Sebelumnya, pada 2020, Le Scouarnec telah dijatuhi hukuman penjara setelah terbukti melakukan pelecehan terhadap empat anak, termasuk dua keponakannya sendiri. Namun, dalam persidangan kali ini, tuduhan baru mencakup pelecehan yang dilakukan di 12 rumah sakit berbeda selama periode 1989 hingga 2014.

Kasus ini menjadi sorotan publik karena banyak korban mengaku telah dilecehkan saat berada dalam kondisi tidak sadar setelah diberi anestesi atau setelah menjalani prosedur medis lainnya. Dari total korban yang terungkap, sebanyak 256 di antaranya berusia di bawah 15 tahun, dengan korban termuda yang baru berusia satu tahun. Ironisnya, ada juga korban yang sudah berusia lanjut, dengan yang tertua berumur 70 tahun. Fakta-fakta ini menggambarkan betapa seriusnya skala dan rentang waktu kejahatan yang terjadi.

Persidangan Le Scouarnec pun menjadi perhatian luas di Perancis. Meskipun persidangan ini digelar terbuka untuk umum, kesaksian dari korban yang masih di bawah umur akan dilakukan secara tertutup untuk melindungi privasi mereka. Jika terbukti bersalah, Le Scouarnec dapat dijatuhi hukuman maksimal 20 tahun penjara, yang tentunya mencerminkan betapa seriusnya pelanggaran yang dilakukannya.

Kasus ini mulai mengungkap kelemahan besar dalam sistem pengawasan medis di Perancis. Menurut laporan AFP, meskipun pada 2005 Le Scouarnec telah dijatuhi hukuman atas kepemilikan materi eksploitasi seksual anak, ia tetap diizinkan untuk melanjutkan praktik medisnya. Bahkan, pada 2004, pihak FBI telah memberi informasi kepada otoritas Perancis bahwa Le Scouarnec terlibat dalam jaringan besar yang mengakses gambar pelecehan seksual anak secara daring. Meski demikian, kariernya tetap berlanjut setelah ia hanya menerima hukuman percobaan dan dipindahkan ke rumah sakit di Quimperle, Brittany, yang justru memberinya promosi, meskipun mereka mengetahui rekam jejak kriminalnya. Ia terus berpraktik hingga akhirnya pensiun pada 2017.

Penyelidikan yang dilakukan baru-baru ini mengungkapkan adanya buku harian milik Le Scouarnec, yang berisi catatan terperinci tentang pelecehan yang telah ia lakukan selama bertahun-tahun. Penemuan ini semakin memperkuat tuduhan terhadapnya dan memicu kemarahan di kalangan para korban serta aktivis hak anak. Mereka menilai kasus ini sebagai bukti kegagalan sistemik dalam dunia medis, di mana seorang predator dapat terus berpraktik tanpa pengawasan yang memadai, sehingga ia bebas melakukan kejahatannya selama lebih dari dua dekade.

Kasus ini menyoroti pentingnya reformasi dalam sistem pengawasan profesi medis dan perlindungan terhadap pasien, terutama anak-anak, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Hotman Paris Ungkap Kondisi Terkini, Infeksi Hati Bukan Akibat Gigitan Berang-Berang

Hotman Paris baru-baru ini memberikan kabar mengenai kondisi kesehatannya setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura. Dari hasil pemeriksaan medis, diketahui bahwa pengacara ternama ini mengalami infeksi yang disebabkan oleh adanya nanah di hati. Bakteri yang masuk ke dalam aliran darah kemudian menyebabkan infeksi lebih lanjut, yang sempat membuat kondisinya menurun. Meski begitu, Hotman kini dalam keadaan lebih baik dan tinggal menunggu arahan medis terakhir sebelum kembali beraktivitas seperti biasa.

Melalui akun Instagram pribadinya, Hotman Paris membagikan kabar tersebut kepada para pengikutnya. Ia menyebut bahwa lima dokter spesialis yang menanganinya telah memastikan penyebab infeksi yang dideritanya. Meski sempat mengalami kondisi serius, ia kini merasa jauh lebih sehat. Dalam unggahannya, Hotman juga mengungkapkan rasa syukurnya karena berhasil melewati masa-masa kritis dan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendoakan kesembuhannya.

Lebih lanjut, Hotman Paris membantah rumor yang menyebut bahwa sakitnya disebabkan oleh gigitan hewan atau hal-hal mistis. Ia menegaskan bahwa infeksi yang dialaminya murni masalah medis dan tidak ada kaitannya dengan hal-hal yang beredar di masyarakat. Sebelumnya, ia memang sempat mengalami kejadian di mana seekor berang-berang peliharaannya menggigit tangannya saat berenang di pagi hari. Namun, dokter memastikan bahwa gigitan tersebut bukanlah penyebab utama dari infeksi yang menyerang hatinya. Hotman juga menekankan bahwa kesibukannya yang padat bisa saja menjadi faktor yang turut memengaruhi kesehatannya. Kini, ia berencana untuk lebih memperhatikan kesehatannya agar dapat tetap aktif menjalani berbagai kegiatannya sebagai pengacara ternama.

Mantan Presiden dan Ormas Keagamaan Akan Terlibat dalam Pengawasan Danantara

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengungkapkan bahwa organisasi masyarakat (ormas) keagamaan serta mantan Presiden Republik Indonesia akan dilibatkan sebagai penasihat dan pengawas Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Saat tiba di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, ia menanggapi pertanyaan mengenai peran ormas dalam pengawasan Danantara dengan menyebut bahwa mereka kemungkinan akan berperan sebagai penasihat.

Selain itu, Hasan juga menyinggung kemungkinan mantan Presiden RI menjadi bagian dari dewan penasihat Danantara. Ia menjelaskan bahwa hal ini merupakan gagasan Presiden dan bertujuan untuk memperkuat tata kelola lembaga tersebut. Meski tidak menyebutkan nama mantan Presiden yang akan terlibat, ia menegaskan bahwa partisipasi mereka diperlukan demi memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan investasi negara.

Danantara dibentuk sebagai sovereign wealth fund (SWF) milik Indonesia, yang harus mengedepankan prinsip akuntabilitas serta transparansi sesuai dengan Santiago Principle, sebuah pedoman internasional dalam tata kelola SWF yang baik. Oleh karena itu, pelibatan tokoh-tokoh bangsa yang memiliki integritas tinggi dinilai penting dalam menjaga kredibilitas lembaga ini.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan bahwa mantan Presiden Indonesia hingga pemimpin organisasi keagamaan akan diminta untuk mengawasi pengelolaan BPI Danantara. Dalam pidatonya pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-17 Partai Gerindra di Sentul, Jawa Barat, ia menekankan bahwa Danantara merupakan aset strategis bagi masa depan bangsa dan harus dijaga bersama. Ia juga mengusulkan agar pimpinan ormas besar seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, serta Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) turut berperan dalam pengawasan dana kekayaan negara ini.