Niantic Jual Divisi Pengembangan Gim, Scopely Siap Mengakuisisi Senilai Rp55 Miliar

Niantic, perusahaan di balik kesuksesan Pokémon Go, dikabarkan akan menjual divisi pengembangan gimnya. Menurut laporan dari TechCrunch yang dikutip pada Rabu, informasi ini pertama kali diungkap oleh sumber anonim kepada Bloomberg. Saat ini, Niantic tengah dalam tahap negosiasi dengan Scopely, pengembang gim mobile asal Arab Saudi, untuk melepas bisnis tersebut dengan nilai mencapai 3,5 juta dolar AS atau sekitar Rp55 miliar.

Sebagai pelopor gim berbasis augmented reality (AR), Niantic pertama kali menarik perhatian industri dengan Ingress, sebuah gim strategi yang mengusung konsep perebutan wilayah di dunia nyata. Namun, nama Niantic benar-benar melejit setelah merilis Pokémon Go pada tahun 2016, yang langsung menjadi fenomena global dan masih memiliki basis pemain setia hingga kini.

Sayangnya, gim-gim lain yang dikembangkan Niantic tidak mampu menyaingi kesuksesan Pokémon Go. Pada 2022, Niantic mengalami masa sulit dengan merumahkan sekitar 8 persen karyawannya dan menghentikan pengembangan empat proyek gim, termasuk Harry Potter: Wizards Unite. Kondisi ini berlanjut pada 2023, ketika perusahaan harus memberhentikan 230 karyawan serta membatalkan pengembangan gim bertema NBA dan Marvel.

Di luar pengembangan gim, Niantic tetap berupaya memperluas teknologi AR mereka. Pada 2023, mereka memperbarui aplikasi Scaniverse, memungkinkan pengguna untuk membuat model objek dari dunia nyata guna menyediakan data bagi pengembang. Selain itu, pada November tahun lalu, Niantic mengumumkan rencana mereka untuk membangun model geospasial besar berbasis teknologi machine learning.

Dengan penjualan divisi gim ini, banyak pihak mempertanyakan arah baru yang akan diambil Niantic. Apakah perusahaan akan lebih fokus pada pengembangan teknologi AR atau tetap berupaya menciptakan gim revolusioner lainnya? Waktu yang akan menjawabnya.

Hadiah Menanti! Filipina Ajak Warga Berpartisipasi dalam Perang Melawan Nyamuk

Pemerintah setempat di Barangay Addition Hills, salah satu kawasan padat penduduk di Filipina, menerapkan langkah unik untuk mengatasi penyebaran demam berdarah. Mereka menawarkan hadiah uang tunai bagi warga yang berhasil menangkap nyamuk. Carlito Cernal, pemimpin wilayah tersebut, mengumumkan bahwa setiap lima nyamuk yang dikumpulkan akan dihargai satu peso (setara kurang dari 2 sen dolar AS).

Langkah ini diambil setelah dua siswa di wilayah tersebut meninggal akibat demam berdarah. Program ini dirancang untuk mendukung langkah pencegahan yang sudah berjalan, seperti membersihkan lingkungan dan mengurangi genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk pembawa virus dengue.

Hadiah ini berlaku untuk nyamuk dalam kondisi hidup maupun mati, termasuk larvanya. Khusus untuk nyamuk hidup, pihak berwenang akan memusnahkannya dengan sinar ultraviolet guna memastikan nyamuk tersebut tidak berkembang biak kembali.

Dukungan dan Kritikan Muncul

Melansir BBC, Departemen Kesehatan Filipina (DOH) mengapresiasi upaya pemerintah daerah dalam memerangi demam berdarah. Namun, mereka enggan berkomentar mengenai efektivitas program ini dalam menekan kasus infeksi. “Kami mendorong semua pihak untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau kantor regional DOH guna menerapkan langkah-langkah berbasis bukti yang terbukti efektif,” ujar perwakilan DOH.

Sementara itu, kebijakan ini memicu beragam tanggapan di media sosial. Banyak netizen yang meragukan efektivitasnya dan bahkan menjadikannya bahan candaan. Beberapa komentar menyindir bahwa warga mungkin akan “membudidayakan” nyamuk demi mendapatkan uang, sementara yang lain mempertanyakan apakah nyamuk dengan satu sayap masih memenuhi syarat untuk ditukarkan.

Menanggapi kritikan tersebut, Cernal menegaskan bahwa langkah ini dilakukan demi kesehatan masyarakat. Ia menambahkan bahwa wilayahnya merupakan salah satu area dengan kepadatan penduduk tinggi dan kasus demam berdarah yang meningkat, sehingga diperlukan langkah-langkah inovatif untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut.

Lonjakan Kasus Demam Berdarah di Filipina

Demam berdarah merupakan penyakit endemik di negara-negara beriklim tropis, termasuk Filipina. Penyakit ini sering merebak di kawasan perkotaan dengan sanitasi yang kurang baik, di mana nyamuk pembawa virus dapat berkembang biak dengan mudah. Pada kasus parah, demam berdarah dapat menyebabkan pendarahan internal yang berisiko fatal. Gejala yang umum dialami penderitanya meliputi sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta mual.

Barangay Addition Hills sendiri dihuni sekitar 70.000 jiwa yang tinggal di area seluas 162 hektar di Metro Manila. Dalam lonjakan kasus terbaru, otoritas kesehatan mencatat 44 kasus infeksi di wilayah tersebut.

Peningkatan kasus demam berdarah tidak hanya terjadi di Addition Hills, tetapi juga secara nasional. DOH melaporkan bahwa pada 1 Februari 2025, jumlah kasus demam berdarah telah mencapai 28.234, naik 40% dibandingkan tahun sebelumnya. Hujan musiman turut berkontribusi pada peningkatan jumlah kasus, karena menciptakan lebih banyak genangan air tempat nyamuk berkembang biak.

Sebagai langkah pencegahan, DOH mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, menghilangkan tempat-tempat yang dapat menampung air seperti ban bekas, mengenakan pakaian berlengan panjang, dan menggunakan obat anti-nyamuk. Selain demam berdarah, hujan musiman juga menyebabkan lonjakan kasus penyakit lain seperti influenza dan leptospirosis—penyakit yang disebarkan oleh tikus melalui air banjir.

Dengan semakin meningkatnya kasus demam berdarah, langkah-langkah kreatif seperti ini bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Namun, efektivitasnya dalam jangka panjang masih menjadi pertanyaan. Bagaimana menurut Anda? Apakah program ini bisa benar-benar membantu mengurangi populasi nyamuk dan menekan penyebaran penyakit?

Tiwi T2 Pilih Jaga Privasi Suami: “Enggak Mau Terekspos, Yang Penting Keluarga Sehat”

Penyanyi Prastiwi Dwiarti, atau yang lebih dikenal sebagai Tiwi T2, dikenal sebagai sosok yang cukup tertutup dalam membagikan kehidupan pribadinya, terutama terkait sang suami, Arsyad Rahman. Jika banyak selebritas yang kerap mengunggah momen romantis dengan pasangan di media sosial, Tiwi justru memilih jalan berbeda. Ia ingin menjaga privasi rumah tangganya agar tetap harmonis tanpa sorotan publik yang berlebihan.

Keputusan ini bukan tanpa alasan. Tiwi mengungkapkan bahwa suaminya kurang nyaman jika kehidupannya menjadi konsumsi media sosial. Sebagai istri, ia memahami dan menghargai perasaan tersebut.

“Mungkin karena enggak mau terekspos saja, ya. Kenyamanan orang beda-beda, jadi aku hargai,” ujar Tiwi saat ditemui di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.

Meski tidak banyak mengunggah kebersamaan dengan suami, Tiwi tetap aktif di media sosial. Ia lebih memilih membagikan momen dengan kedua anaknya serta berbagai konten ringan dan hiburan yang disukai pengikutnya. Baginya, media sosial adalah tempat berbagi kebahagiaan, bukan tekanan untuk menunjukkan kehidupan pribadi secara berlebihan.

“Sekarang aku punya dua anak yang lucu-lucu, jadi aku lebih fokus ke mereka. Aku juga enggak mau ribet, cukup upload momen anak dan konten lucu sesuai keinginan followersku,” jelasnya.

Bagi Tiwi, kebahagiaan sejati tidak harus selalu dipamerkan di dunia maya. Ia merasa tidak perlu membuktikan keharmonisan rumah tangganya kepada publik, karena yang paling utama adalah kesejahteraan dan kesehatan keluarga.

Meskipun begitu, bukan berarti Tiwi sama sekali menutup diri dari dunia hiburan. Ia masih sering berinteraksi dengan para penggemarnya di Instagram dan membagikan berbagai aktivitas sehari-hari. Namun, ia memastikan bahwa batasan antara kehidupan pribadi dan profesional tetap terjaga.

Saat ditanya tentang harapannya ke depan, Tiwi mengungkapkan bahwa ia hanya ingin menjalani hidup dengan tenang bersama keluarga kecilnya.

“Yang penting saya sehat, suami dan anak-anak juga sehat. Sisanya, biar Allah yang atur,” pungkasnya dengan senyum.

Keputusan Tiwi untuk menjaga privasi rumah tangganya ini mendapat banyak dukungan dari para penggemarnya. Banyak yang mengapresiasi sikapnya dan menganggap bahwa menjaga kehidupan pribadi tetap tertutup adalah pilihan yang bijak, terutama di era digital saat ini, di mana banyak orang merasa tertekan untuk selalu membagikan kehidupan mereka secara online.

Dengan langkahnya ini, Tiwi membuktikan bahwa kebahagiaan tidak selalu harus diumbar di media sosial. Yang terpenting adalah keseimbangan dalam menjalani kehidupan, baik sebagai seorang istri, ibu, maupun sebagai individu yang tetap bisa menikmati hidup dengan caranya sendiri.

Tragedi di Munich: Mobil Hantam Kerumunan, Ibu dan Anak Tewas

Munich diguncang insiden tragis pada Sabtu (15/2/2025) ketika seorang ibu berusia 37 tahun dan anak perempuannya yang baru berusia dua tahun meninggal dunia akibat luka serius yang mereka derita. Keduanya menjadi korban dalam peristiwa mengerikan yang terjadi pada Kamis (13/2/2025), di mana sebuah mobil dengan sengaja menabrak kerumunan, menyebabkan total 37 orang mengalami luka-luka.

Juru bicara kepolisian Munich, Ludwig Waldinger, mengonfirmasi kabar duka tersebut. “Dengan sangat menyesal, kami harus mengumumkan bahwa anak berusia dua tahun dan ibunya yang berusia 37 tahun meninggal dunia akibat luka-luka mereka,” ujar Waldinger dalam pernyataannya kepada AFP.

Pelaku Diduga Bertindak Sengaja

Pelaku dalam insiden ini diidentifikasi sebagai seorang pria berusia 24 tahun berkewarganegaraan Afghanistan. Menurut laporan media Jerman, tersangka yang disebut bernama Farhad N. kini telah diamankan oleh pihak kepolisian. Berdasarkan informasi awal dari otoritas setempat, pria tersebut diduga memiliki motif tertentu dalam aksinya, meskipun detail lebih lanjut mengenai latar belakang dan tujuan serangan ini masih dalam penyelidikan.

Serangan ini terjadi di tengah aksi demonstrasi yang digelar oleh serikat pekerja. Pelaku diduga sengaja menerjunkan kendaraannya ke arah kelompok demonstran, mengakibatkan puluhan korban luka-luka dan ketegangan di kota tersebut semakin meningkat.

Dampak Politik dan Reaksi Publik

Insiden ini terjadi hanya beberapa hari sebelum pemilu Jerman yang dijadwalkan berlangsung pada 23 Februari 2025. Kejadian ini pun memicu perdebatan sengit mengenai kebijakan keamanan serta isu migrasi di negara tersebut. Beberapa kalangan menyoroti serangkaian insiden yang diduga melibatkan imigran dalam beberapa waktu terakhir, memperburuk sentimen publik terhadap kebijakan imigrasi yang diterapkan pemerintah.

Kanselir Jerman Olaf Scholz turut menyampaikan rasa dukanya atas kejadian ini. Melalui unggahan di platform media sosial X, ia mengungkapkan keterkejutannya atas tragedi yang merenggut nyawa seorang anak kecil dan ibunya.

“Saya sangat terkejut dan berduka atas meninggalnya seorang anak dan ibunya akibat luka-luka yang mereka derita setelah serangan di Munich,” tulis Scholz.

“Tak terbayangkan bagaimana perasaan keluarga korban. Saya menyampaikan belasungkawa terdalam untuk mereka. Negara ini berduka bersama mereka,” lanjutnya.

Penyelidikan Masih Berlangsung

Hingga saat ini, otoritas setempat masih melakukan investigasi guna mengungkap motif di balik aksi brutal ini. Pihak kepolisian terus mengumpulkan bukti serta memeriksa keterkaitan pelaku dengan kelompok tertentu yang mungkin memengaruhi tindakannya.

Peristiwa ini semakin meningkatkan kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan di ruang publik, terutama menjelang pemilu yang kian dekat. Apakah kejadian ini akan berdampak pada kebijakan politik Jerman ke depannya? Publik masih menunggu perkembangan lebih lanjut dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh pihak berwenang.

Otoritas Korea Selatan Sementara Batasi Pengunduhan DeepSeek, Menunggu Penilaian Privasi

Pada Sabtu, 15 Februari 2025, Otoritas Korea Selatan membuat keputusan untuk sementara membatasi pengunduhan aplikasi DeepSeek di toko aplikasi lokal mereka. Keputusan ini diambil untuk memberikan waktu bagi Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Korea Selatan dalam melakukan evaluasi menyeluruh terhadap bagaimana perusahaan China yang mengembangkan aplikasi kecerdasan buatan (AI) ini mengelola dan menangani data pribadi pengguna mereka. Otoritas tersebut khawatir bahwa DeepSeek mungkin melanggar regulasi privasi yang berlaku di Korea Selatan.

Dalam laporan yang diterbitkan oleh TechCrunch pada Minggu, 16 Februari, komisi tersebut menyatakan bahwa aplikasi ini hanya akan dapat diunduh kembali setelah mereka yakin bahwa perusahaan pengembang DeepSeek telah membuat perubahan yang diperlukan untuk memastikan aplikasi ini mematuhi undang-undang privasi yang berlaku di negara tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Korea Selatan sangat memperhatikan masalah keamanan data pribadi warganya, terlebih dalam hal aplikasi asing yang dapat mengakses informasi sensitif.

Meskipun pembatasan ini berlaku pada toko aplikasi lokal, pengguna yang sudah mengunduh DeepSeek sebelumnya tetap dapat mengakses aplikasi tersebut. Namun, otoritas Korea Selatan sangat menyarankan agar mereka tidak memasukkan informasi pribadi apa pun ke dalam aplikasi selama proses penilaian berlangsung. Pemerintah Korea Selatan juga telah menghubungi perusahaan yang berbasis di China ini, mempertanyakan cara mereka mengumpulkan dan memproses data pengguna sejak DeepSeek mulai beroperasi di Korea Selatan pada akhir Januari 2025.

Setelah melakukan penilaian awal, otoritas menemukan beberapa masalah terkait dengan layanan pihak ketiga yang terkait dengan aplikasi tersebut serta kebijakan privasi yang kurang transparan. Oleh karena itu, mereka meminta perusahaan untuk melakukan evaluasi lebih lanjut agar aplikasi ini dapat dipastikan aman dan sesuai dengan standar privasi yang berlaku di Korea Selatan.

Retret Kepala Daerah 2024: Mantan Presiden dan Tokoh Nasional Siap Berbagi Pengetahuan di Magelang

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya mengungkapkan bahwa ada kemungkinan mantan presiden Indonesia akan menjadi pembicara dalam retret kepala daerah terpilih hasil Pilkada 2024. Acara tersebut akan berlangsung di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, mulai Jumat (21/2) hingga Jumat (28/2) mendatang.

Dalam kesempatan yang sama, Bima menyebutkan bahwa pembicara dalam retret ini akan sebagian besar terdiri dari tokoh-tokoh nasional, termasuk Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, Bima juga menyebutkan kemungkinan kehadiran mantan presiden, meskipun dia enggan untuk merinci siapa yang dimaksud. Nama mantan presiden yang akan menjadi pembicara akan diumumkan kemudian.

Dalam acara retret ini, ada lima pokok pembekalan utama yang akan diberikan kepada kepala daerah terpilih. Pertama adalah pemahaman tentang tugas pokok kepala daerah, mengingat tidak semua kepala daerah terpilih memiliki latar belakang pemerintahan. Kedua, akan ada pembekalan mengenai visi pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dengan fokus pada isu-isu penting seperti ketahanan pangan, pendidikan, dan kesehatan.

Ketiga, retret ini bertujuan untuk membangun kedekatan emosional antar kepala daerah, yang diharapkan dapat mempermudah koordinasi dalam berbagai urusan, seperti kebutuhan bahan pangan antar daerah. Keempat, para kepala daerah juga akan diberikan materi tentang pengelolaan anggaran dan bagaimana mengawasi penggunaan uang rakyat, dengan dukungan dari KPK, BPK, BPKP, dan kepolisian.

Kelima, ada materi tentang ketahanan nasional dan wawasan kebangsaan, yang bertujuan menjadikan para kepala daerah sebagai garda terdepan pemersatu bangsa dan tokoh nasionalis.

Retret ini akan dimulai setelah pasangan kepala daerah terpilih dilantik serentak pada Kamis (20/2). Setelah itu, mereka akan mengikuti serangkaian kegiatan di Akademi Militer Magelang, sementara wakil kepala daerah akan hadir pada acara penutupan retret.

Duka di RD Kongo! 80+ Warga Sipil Tewas Akibat Serangan Milisi

Situasi di Republik Demokratik (RD) Kongo kembali mencekam setelah serangan kejam yang dilakukan kelompok bersenjata CODECO di wilayah timur negara tersebut. Serangan yang terjadi pada Senin (10/2/2025) malam di Djugu, Provinsi Ituri, menyebabkan lebih dari 80 warga sipil tewas. Misi penjaga perdamaian PBB, MONUSCO, pada Kamis (13/2/2025) mengungkapkan jumlah korban yang jauh lebih tinggi dibandingkan laporan awal pemerintah setempat yang sebelumnya hanya memperkirakan 51 korban jiwa.

Menurut MONUSCO, pasukan penjaga perdamaian telah berusaha merespons serangan ini secepat mungkin. Namun, metode serangan yang digunakan kelompok militan ini menyulitkan pendeteksian dini. Berbeda dari serangan bersenjata api yang lebih mudah diidentifikasi, para pelaku menggunakan senjata tajam, sehingga mereka dapat bergerak dengan lebih leluasa tanpa menarik perhatian besar sebelum terlambat.

“Begitu pasukan kami tiba di lokasi, mereka mendapati lebih dari 80 warga sipil telah dibantai, rumah-rumah dibakar, dan kepanikan melanda penduduk setempat,” demikian pernyataan MONUSCO yang dikutip oleh Reuters.

CODECO dan Perebutan Sumber Daya

Kelompok CODECO dikenal sebagai salah satu dari sekian banyak milisi yang beroperasi di wilayah timur RD Kongo. Kelompok ini sering kali terlibat dalam konflik bersenjata untuk memperebutkan lahan serta sumber daya alam yang kaya di kawasan tersebut. Mereka juga kerap menyerang kamp-kamp pengungsian yang jumlahnya terus bertambah akibat ketidakstabilan di wilayah itu.

Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan akibat pergerakan kelompok pemberontak lain, M23, yang diduga mendapat dukungan dari Rwanda. M23 baru-baru ini menguasai Goma, kota terbesar di Kongo timur, pada akhir Januari 2025.

Laporan PBB menyebutkan bahwa lebih dari 3.000 orang tewas hanya dalam beberapa hari sebelum Goma jatuh ke tangan pemberontak. Pejabat setempat memperingatkan bahwa jika M23 terus bergerak dari Provinsi Kivu Utara ke Kivu Selatan, dampaknya bisa menjadi bencana kemanusiaan yang lebih besar.

Sementara itu, situasi di RD Kongo semakin tidak menentu. Pemerintah setempat dan pasukan penjaga perdamaian PBB masih berupaya menstabilkan wilayah tersebut, tetapi serangan-serangan brutal seperti yang dilakukan CODECO menunjukkan betapa kompleksnya konflik yang melanda negara ini.

Prabowo Luncurkan Danantara: Strategi Baru Kelola Kekayaan Negara untuk Masa Depan Indonesia

Presiden RI Prabowo Subianto mengajak para mantan Presiden Indonesia serta pimpinan organisasi keagamaan untuk turut mengawasi pengelolaan dana kekayaan negara melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Dalam pidatonya saat perayaan HUT Ke-17 Partai Gerindra di Sentul, Jawa Barat, Sabtu, Prabowo mengungkapkan bahwa BPI Danantara akan resmi diluncurkan pada 24 Februari 2025. Ia menekankan bahwa keberadaan Danantara menjadi kekuatan ekonomi masa depan yang harus dijaga bersama.

“Saya ingin mengajak semua mantan Presiden untuk berperan dalam pengawasan dana ini. Selain itu, saya juga mempertimbangkan melibatkan pimpinan NU, Muhammadiyah, KWI, dan organisasi lainnya untuk turut serta mengawasi,” ujar Prabowo.

Danantara merupakan super holding BUMN yang pembentukannya telah diatur dalam revisi Undang-Undang BUMN yang disahkan pada rapat paripurna ke-12 Masa Sidang-2 2025, pada Selasa (4/2).

Presiden Prabowo juga menyoroti laporan dari Menteri BUMN Erick Thohir mengenai dividen BUMN yang mencapai Rp300 triliun pada tahun 2024. Dari jumlah tersebut, Rp100 triliun akan dikembalikan sebagai modal kerja BUMN, sementara Rp200 triliun akan diinvestasikan.

Sebagai sovereign wealth fund Indonesia, Danantara diproyeksikan mengelola aset lebih dari 900 miliar dolar AS (assets under management). Dana ini akan dialokasikan ke berbagai sektor strategis, seperti energi terbarukan, industri manufaktur canggih, hilirisasi sumber daya alam, serta produksi pangan.

Pendanaan awal Danantara ditargetkan mencapai 20 miliar dolar AS di tahun pertama. Presiden menegaskan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan 15 hingga 20 proyek bernilai miliaran dolar yang dapat memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan strategi ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai delapan persen dalam lima tahun ke depan, menjadikan Danantara sebagai salah satu pilar utama dalam transformasi ekonomi nasional.

YouTube Shorts Hadirkan Veo 2: AI Generatif Google yang Saingi Sora OpenAI!

YouTube Shorts kini semakin canggih dengan integrasi model kecerdasan buatan (AI) generatif terbaru dari Google DeepMind, Veo 2. Teknologi ini memungkinkan kreator membuat klip video berbasis AI untuk unggahan mereka dengan cara yang lebih cepat dan realistis.

Menurut laporan dari TechCrunch, Veo 2 dikembangkan sebagai pesaing Sora, model AI pembuat video milik OpenAI. Dengan peningkatan pemahaman terhadap dunia nyata dan gerakan manusia, Veo 2 diklaim dapat menghasilkan video yang lebih detail dan sinematik.

Sebelumnya, YouTube telah memperkenalkan fitur Dream Screen, yang memungkinkan kreator membuat latar belakang untuk Shorts hanya dengan memasukkan deskripsi teks. Kini, dengan kehadiran Veo 2, pengguna dapat lebih leluasa menentukan gaya visual, efek sinematik, hingga lensa kamera yang digunakan dalam video mereka.

Direktur YouTube, Dina Berrada, menyatakan bahwa Veo 2 bekerja lebih cepat dibandingkan versi sebelumnya. “Model ini mampu memahami gerakan dan detail lebih baik, sehingga menghasilkan video yang lebih realistis. Dream Screen kini menjadi cara yang lebih menyenangkan dan mudah untuk berekspresi,” ujarnya.

Untuk memastikan transparansi dalam konten AI, YouTube menggunakan alat SynthID dari DeepMind untuk menandai video yang dibuat dengan Veo 2. Namun, meskipun diberi label, YouTube mengakui bahwa langkah ini tidak sepenuhnya menghilangkan potensi penyalahgunaan atau misinformasi dari konten berbasis AI.

Saat ini, fitur Veo 2 hanya tersedia bagi kreator di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. YouTube berencana untuk memperluas aksesnya ke lebih banyak negara di masa mendatang.

India Siap Borong Jet Tempur F-35, AS Setuju?

Amerika Serikat (AS) akan memperluas kerja sama militer dengan India melalui peningkatan penjualan senjata dalam skala besar. Salah satu rencana strategis yang diumumkan adalah kemungkinan penyediaan jet tempur siluman F-35 ke India. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Presiden AS, Donald Trump, usai pertemuannya dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, di Gedung Putih pada Kamis (13/2/2025).

“Kami siap meningkatkan penjualan militer ke India hingga miliaran dolar dan membuka jalan bagi kemungkinan pengiriman jet tempur F-35,” ujar Trump dalam konferensi pers bersama Modi.

Meskipun belum ada jadwal pasti terkait realisasi pengiriman F-35, transaksi militer semacam ini umumnya memerlukan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan. Selain itu, ada prosedur ketat yang harus diikuti sebelum India benar-benar dapat memiliki pesawat tempur canggih tersebut.

Kesepakatan Perdagangan dan Keamanan

Selain pembahasan mengenai alutsista, kedua pemimpin negara juga menyoroti peningkatan impor minyak dan gas AS oleh India sebagai langkah untuk menyeimbangkan neraca perdagangan. Selain itu, Trump menegaskan bahwa kemitraan AS dan India sangat penting dalam menghadapi ancaman terorisme global, terutama di kawasan Indo-Pasifik.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri India, Vikram Misri, menyatakan bahwa negaranya masih berada dalam tahap awal proses evaluasi terhadap kemungkinan akuisisi jet F-35. “Saat ini, kami masih dalam tahap proposal terkait pembelian sistem pertahanan udara canggih, termasuk pesawat tempur generasi terbaru,” jelas Misri kepada wartawan.

Perusahaan pertahanan Lockheed Martin, yang memproduksi F-35, menegaskan bahwa setiap diskusi mengenai penjualan jet tersebut akan dilakukan melalui kesepakatan antar-pemerintah (G2G), di mana Pentagon akan bertindak sebagai perantara antara perusahaan produsen dan pemerintah India.

Sejak 2008, India telah menyetujui pembelian lebih dari 20 miliar dolar AS dalam produk pertahanan dari Amerika Serikat. Pada tahun lalu, India juga sepakat untuk membeli 31 drone MQ-9B SeaGuardian dan SkyGuardian, setelah negosiasi panjang selama enam tahun. Menurut laporan Badan Riset Kongres AS, India diperkirakan akan menginvestasikan lebih dari 200 miliar dolar AS dalam 10 tahun ke depan untuk memodernisasi militernya.

India Mulai Beralih dari Rusia?

Selama beberapa dekade, Rusia menjadi pemasok utama peralatan militer India. Namun, akibat perang di Ukraina, kemampuan Rusia untuk mengekspor senjata mengalami tantangan besar, yang mendorong India untuk mulai mencari alternatif dari negara-negara Barat, termasuk AS.

Meski demikian, Rusia masih berupaya mempertahankan pengaruhnya dengan menawarkan produksi jet tempur siluman generasi kelima Sukhoi Su-57 di India. Tawaran ini merupakan strategi Moskow agar India tetap menjalin kerja sama militer dengan mereka, meskipun India semakin memperkuat hubungan dengan AS dan negara-negara NATO lainnya.

Dengan meningkatnya dinamika geopolitik dan kebutuhan India untuk memperbarui kekuatan militernya, keputusan akhir mengenai akuisisi F-35 akan menjadi faktor kunci dalam arah strategi pertahanan India di masa depan. Akankah India beralih sepenuhnya ke Barat atau tetap menjaga keseimbangan dengan Rusia? Waktu yang akan menjawab.