India Siap Borong Jet Tempur F-35, AS Setuju?

Amerika Serikat (AS) akan memperluas kerja sama militer dengan India melalui peningkatan penjualan senjata dalam skala besar. Salah satu rencana strategis yang diumumkan adalah kemungkinan penyediaan jet tempur siluman F-35 ke India. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Presiden AS, Donald Trump, usai pertemuannya dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, di Gedung Putih pada Kamis (13/2/2025).

“Kami siap meningkatkan penjualan militer ke India hingga miliaran dolar dan membuka jalan bagi kemungkinan pengiriman jet tempur F-35,” ujar Trump dalam konferensi pers bersama Modi.

Meskipun belum ada jadwal pasti terkait realisasi pengiriman F-35, transaksi militer semacam ini umumnya memerlukan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan. Selain itu, ada prosedur ketat yang harus diikuti sebelum India benar-benar dapat memiliki pesawat tempur canggih tersebut.

Kesepakatan Perdagangan dan Keamanan

Selain pembahasan mengenai alutsista, kedua pemimpin negara juga menyoroti peningkatan impor minyak dan gas AS oleh India sebagai langkah untuk menyeimbangkan neraca perdagangan. Selain itu, Trump menegaskan bahwa kemitraan AS dan India sangat penting dalam menghadapi ancaman terorisme global, terutama di kawasan Indo-Pasifik.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri India, Vikram Misri, menyatakan bahwa negaranya masih berada dalam tahap awal proses evaluasi terhadap kemungkinan akuisisi jet F-35. “Saat ini, kami masih dalam tahap proposal terkait pembelian sistem pertahanan udara canggih, termasuk pesawat tempur generasi terbaru,” jelas Misri kepada wartawan.

Perusahaan pertahanan Lockheed Martin, yang memproduksi F-35, menegaskan bahwa setiap diskusi mengenai penjualan jet tersebut akan dilakukan melalui kesepakatan antar-pemerintah (G2G), di mana Pentagon akan bertindak sebagai perantara antara perusahaan produsen dan pemerintah India.

Sejak 2008, India telah menyetujui pembelian lebih dari 20 miliar dolar AS dalam produk pertahanan dari Amerika Serikat. Pada tahun lalu, India juga sepakat untuk membeli 31 drone MQ-9B SeaGuardian dan SkyGuardian, setelah negosiasi panjang selama enam tahun. Menurut laporan Badan Riset Kongres AS, India diperkirakan akan menginvestasikan lebih dari 200 miliar dolar AS dalam 10 tahun ke depan untuk memodernisasi militernya.

India Mulai Beralih dari Rusia?

Selama beberapa dekade, Rusia menjadi pemasok utama peralatan militer India. Namun, akibat perang di Ukraina, kemampuan Rusia untuk mengekspor senjata mengalami tantangan besar, yang mendorong India untuk mulai mencari alternatif dari negara-negara Barat, termasuk AS.

Meski demikian, Rusia masih berupaya mempertahankan pengaruhnya dengan menawarkan produksi jet tempur siluman generasi kelima Sukhoi Su-57 di India. Tawaran ini merupakan strategi Moskow agar India tetap menjalin kerja sama militer dengan mereka, meskipun India semakin memperkuat hubungan dengan AS dan negara-negara NATO lainnya.

Dengan meningkatnya dinamika geopolitik dan kebutuhan India untuk memperbarui kekuatan militernya, keputusan akhir mengenai akuisisi F-35 akan menjadi faktor kunci dalam arah strategi pertahanan India di masa depan. Akankah India beralih sepenuhnya ke Barat atau tetap menjaga keseimbangan dengan Rusia? Waktu yang akan menjawab.

Pertemuan Pemimpin Arab Bahas Usulan Trump Terkait Jalur Gaza

Arab Saudi akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat pada 20 Februari 2025, yang dihadiri para pemimpin negara-negara Arab. Pertemuan ini akan membahas usulan kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang ingin mengambil alih Jalur Gaza.

Menurut laporan AFP, para pemimpin dari Mesir, Yordania, Qatar, dan Uni Emirat Arab dipastikan hadir dalam pertemuan tersebut. Setelah pertemuan di Arab Saudi, diskusi akan berlanjut dalam sidang Liga Arab di Kairo pada 27 Februari 2025, dengan agenda utama yang sama. Presiden Otoritas Palestina, Mahmud Abbas, juga dikabarkan akan turut serta dalam pembahasan ini.

Rencana Trump dan Kecaman dari Negara-Negara Arab

Usulan Trump untuk menguasai Jalur Gaza dan memindahkan lebih dari dua juta warga Palestina ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania telah memicu kecaman global. Rencana ini dinilai sebagai bentuk pengusiran paksa, yang mengingatkan warga Palestina pada peristiwa “Nakba”—pengusiran massal yang terjadi pada 1948 saat berdirinya Israel.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan saran kontroversial bahwa Arab Saudi juga bisa dijadikan tempat penampungan bagi warga Palestina. Pernyataan ini langsung mendapat kritik tajam dari negara-negara Arab dan bahkan dianggap sebagai lelucon oleh beberapa media Israel.

Situasi ini menciptakan persatuan yang jarang terjadi di antara negara-negara Arab dalam menentang pengusiran massal rakyat Palestina. Negara-negara tersebut bersepakat untuk tidak menerima rencana pemindahan paksa, yang dianggap sebagai pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia dan kedaulatan Palestina.

Ancaman Trump terhadap Sekutu Arab

Tak hanya mengusulkan rencana kontroversial, Trump juga dikabarkan mengancam akan memutus bantuan ekonomi bagi negara-negara yang menolak bekerja sama dengan skemanya. Yordania dan Mesir—yang selama ini menjadi sekutu penting AS di Timur Tengah—menjadi target utama ancaman tersebut.

Yordania sendiri saat ini menampung lebih dari dua juta pengungsi Palestina, yang bahkan mencapai lebih dari setengah populasi negaranya yang berjumlah sekitar 11 juta orang. Sementara itu, Mesir mengambil sikap berbeda dengan menawarkan solusi pembangunan kembali Gaza, sehingga rakyat Palestina bisa tetap tinggal di tanah mereka tanpa harus dipindahkan ke negara lain.

Dinamika Politik Timur Tengah di Tengah Konflik Gaza

KTT yang digelar Arab Saudi ini menjadi momentum penting dalam politik Timur Tengah, terutama dalam memperkuat posisi negara-negara Arab dalam menolak segala bentuk penggusuran warga Palestina. Dengan tekanan internasional yang semakin besar, pertemuan ini bisa menjadi langkah awal dalam menemukan solusi yang lebih berkeadilan bagi rakyat Palestina tanpa harus mengorbankan hak mereka atas tanah kelahirannya.

Seluruh dunia kini menanti hasil pertemuan tersebut. Akankah negara-negara Arab mampu membangun kesepakatan kuat untuk menghadapi tekanan AS dan Israel? Ataukah ada jalan tengah yang dapat ditempuh guna meredakan ketegangan di kawasan tersebut? Semua mata kini tertuju pada Riyadh dan Kairo.

Kehadiran Cuaca Dingin Ekstrem, Sekolah dan Kantor Pemerintah di Iran Ditutup

Pemerintah Iran mengambil langkah drastis untuk mengurangi konsumsi energi di tengah cuaca dingin ekstrem yang melanda negara tersebut. Pada Rabu (12/2/2025), sekolah-sekolah dan kantor pemerintah di ibu kota Teheran serta lebih dari 20 provinsi lainnya terpaksa diliburkan. Keputusan ini diambil untuk menghemat energi setelah suhu udara yang sangat rendah menyebabkan lonjakan penggunaan alat pemanas dan memperburuk kekurangan pasokan listrik.

Meskipun Iran dikenal memiliki cadangan minyak dan gas terbesar di dunia, negara ini menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energi domestiknya, terutama selama musim dingin. Seperti yang dilaporkan oleh AFP, pasokan bahan bakar untuk pembangkit listrik terbukti tidak cukup untuk menjaga aliran energi yang stabil. Ketika suhu turun drastis, permintaan untuk pemanasan rumah dan fasilitas lainnya melonjak, meningkatkan ketergantungan pada pasokan energi yang terbatas.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Iran mengumumkan penutupan kantor dan sekolah di lebih dari dua puluh provinsi, termasuk Alborz, Fars, Isfahan, dan Yazd. Langkah ini diambil setelah cuaca ekstrem menyebabkan salju lebat dan embun beku, yang memperburuk konsumsi energi. Di beberapa daerah, listrik juga dipadamkan sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi beban pada sistem kelistrikan.

Pada malam sebelumnya, beberapa wilayah di Teheran mengalami pemadaman listrik, dengan laporan dari televisi pemerintah yang mengungkapkan adanya masalah pasokan gas di beberapa pembangkit listrik. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan listrik negara, Tavanir, meminta agar konsumsi gas dan listrik dikurangi sebesar 10 persen.

Suhu yang sangat rendah juga memperburuk situasi. Di Hamadan, salah satu kota yang terletak di wilayah barat Iran, suhu udara turun hingga mencapai minus 19 derajat Celsius, menjadikannya sebagai wilayah terdingin di negara tersebut. Selain itu, ramalan cuaca juga memperkirakan hujan lebat, badai petir, dan angin kencang di banyak provinsi pada Rabu (12/2), dengan salju yang melapisi pegunungan di utara Iran, terutama di daerah Zagros.

Meskipun pemerintah seringkali menjadikan cuaca ekstrem sebagai alasan untuk penutupan massal dan pembatasan energi, kejadian ini juga menggambarkan ketergantungan Iran pada pasokan energi yang semakin rentan. Dengan cuaca yang terus membeku dan tantangan yang dihadapi oleh sektor energi, banyak yang berharap Iran dapat menemukan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini tanpa mempengaruhi kehidupan warganya lebih jauh.

Pesawat Tabrakan Lagi di AS, 1 Tewas, Terkait Jet Pribadi Milik Vince Neil

Pada Senin, 10 Februari 2025, terjadi kecelakaan tragis di Bandara Scottsdale, Arizona, Amerika Serikat, yang melibatkan dua pesawat, salah satunya adalah jet pribadi milik vokalis band rock Motley Crue, Vince Neil. Peristiwa ini menjadi sorotan setelah diketahui bahwa pesawat Learjet Model 35A milik Neil bertabrakan dengan pesawat lain yang sedang diparkir di bandara tersebut. Tabrakan ini mengakibatkan satu orang tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.

Menurut informasi yang dihimpun, Learjet yang terdaftar atas nama Chromed, perusahaan yang dikelola oleh Vince Neil, terbang menuju Bandara Scottsdale pada pukul 14:39 waktu setempat. Saat pesawat tersebut mendarat, entah karena sebab yang belum diketahui, pesawat keluar dari landasan pacu dan menabrak pesawat Gulfstream 200 yang terparkir di landasan. Pesawat ini adalah jet bisnis yang juga mengalami kerusakan parah dalam tabrakan tersebut.

Laporan dari pihak berwenang menyebutkan bahwa insiden ini melibatkan lima orang, termasuk dua pilot dan dua penumpang di pesawat Neil. Namun, yang mengejutkan, Vince Neil sendiri tidak berada di dalam pesawat saat kecelakaan terjadi. Menurut pengacaranya, Neil tengah mengirimkan doa dan dukungannya kepada semua yang terlibat dalam insiden ini. “Pikiran dan doa kami bersama mereka yang terlibat dalam kecelakaan ini,” ujar pernyataan resmi dari pengacara Neil.

Korban tewas dalam kejadian ini belum diketahui identitasnya, namun beberapa orang yang terluka, termasuk pacar Vince Neil, Rain Andreani, serta temannya Ashley, langsung dilarikan ke rumah sakit. Andreani dilaporkan mengalami lima patah tulang rusuk dan mendapatkan perawatan intensif. Beruntung, beberapa anjing peliharaan yang dibawa bersama mereka ke dalam pesawat dilaporkan selamat.

Tabrakan ini juga menyita perhatian publik karena terjadi di tengah serangkaian kecelakaan tragis lainnya yang melibatkan pesawat. Dalam beberapa minggu terakhir, Badan Penerbangan Federal (FAA) sedang menyelidiki tiga kecelakaan mematikan di Amerika Serikat, termasuk tabrakan udara antara helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS dan jet penumpang di Washington DC yang menewaskan 67 orang, serta kecelakaan jet medis yang merenggut tujuh nyawa di Philadelphia.

Meskipun penyelidikan kecelakaan ini masih berlangsung, pihak berwenang setempat mengatakan bahwa situasi ini merupakan salah satu yang “aneh dan kompleks” karena tabrakan tersebut terjadi di landasan pacu setelah pesawat Neil keluar dari jalurnya. Para penyelidik dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) saat ini sedang bekerja untuk menggali lebih dalam mengenai sebab musabab insiden tersebut.

Sementara itu, operasi di Bandara Scottsdale sempat terganggu akibat kecelakaan ini. FAA menghentikan sementara semua penerbangan yang menuju ke bandara tersebut untuk memungkinkan penyelidikan dan evakuasi penumpang yang terjebak di lokasi kejadian.

Harga pesawat yang terlibat dalam kecelakaan ini juga menjadi perhatian. Learjet Model 35A milik Vince Neil diperkirakan bernilai sekitar USD 4,8 juta, sementara jet Gulfstream G200 yang tertabrak bisa dihargai antara USD 2,85 juta hingga USD 7,2 juta.

Peristiwa ini menambah daftar panjang kecelakaan tragis yang menimpa dunia penerbangan, namun seperti biasa, keselamatan penerbangan menjadi prioritas utama, dan penyelidikan akan berlanjut untuk memastikan penyebab kecelakaan yang menimpa Bandara Scottsdale ini.

Musk Ungkap Alasan Tidak Berminat Akuisisi TikTok

Elon Musk, yang dikenal sebagai pemilik Tesla dan platform media sosial X (sebelumnya Twitter), baru-baru ini menyampaikan bahwa ia tidak tertarik untuk membeli TikTok, meskipun perusahaan tersebut tengah berada dalam sorotan hukum di Amerika Serikat. Dalam sebuah video yang dirilis pada akhir pekan lalu, Musk menegaskan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk mengakuisisi aplikasi berbasis video tersebut, yang saat ini menghadapi tekanan dari pemerintah AS terkait masalah keamanan nasional.

TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance, perusahaan asal China, tengah berada dalam perdebatan hukum di AS terkait masalah pengumpulan data pengguna yang dianggap berisiko bagi privasi warga negara. Pemerintah AS telah mengancam akan melarang operasional TikTok di negara itu, kecuali perusahaan tersebut dipisahkan dari pemilik asalnya. Pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump, hal ini sempat memicu kebijakan yang mengarah pada pembatasan TikTok, dengan keputusan untuk memaksa pemisahan atau larangan total terhadap aplikasi tersebut.

Meskipun TikTok terjebak dalam masalah hukum ini, Trump pernah mengusulkan Musk, yang juga merupakan salah satu pendukung keuangan kampanye presidennya, untuk membeli TikTok. Namun, Musk dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak tertarik untuk mengambil langkah tersebut. “Saya pribadi tidak menggunakan TikTok, jadi saya tidak begitu mengenalnya. Saya tidak tertarik untuk mengakuisisi TikTok,” jelas Musk, seperti yang dikutip dari kantor berita AFP pada Minggu (9/2/2025).

Sebelumnya, Musk membuat gebrakan besar dengan membeli Twitter seharga 44 miliar dolar AS pada 2022, yang kemudian berganti nama menjadi X. Keputusan tersebut diambil dengan alasan untuk melindungi kebebasan berbicara di platform. Namun, kebijakan baru yang diterapkan setelah pengambilalihan tersebut memicu kontroversi, dengan adanya lonjakan ujaran kebencian dan disinformasi di X, yang menjadi sorotan dari berbagai organisasi hak asasi manusia.

Di sisi lain, Musk juga turut berperan aktif dalam mendukung kebijakan fiskal Trump, termasuk pemotongan anggaran presiden AS. Dalam kesempatan yang sama, Musk mengkritik kebijakan Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI), yang menurutnya merupakan bentuk rasisme dengan nama baru. “DEI hanyalah rasisme yang diberi nama baru. Saya menentang rasisme dan seksisme, tidak peduli kepada siapa hal itu ditujukan,” tegas Musk dalam komentarnya di forum Jerman.

Di tengah ketegangan politik ini, pejabat AS kini sedang berusaha untuk menerapkan kebijakan yang mengurangi inisiatif-inisiatif DEI di seluruh birokrasi federal, yang mencakup penghentian pelatihan, pembatalan hibah, serta pengurangan jumlah pegawai dalam sektor-sektor terkait. Sebuah perubahan yang mungkin akan terus mempengaruhi dinamika politik dan sosial di AS.

Cosplay Keren Rina Nose: Potret Totalitas Berbagai Karakter yang Mengagumkan

Rina Nose dikenal sebagai sosok selebriti yang penuh dengan talenta. Selain populer berkat kemampuannya di dunia komedi, menyanyi, dan membawakan acara, Rina juga kerap menunjukkan sisi kreatifnya yang lain: cosplay. Dengan penuh totalitas, ia berhasil mencuri perhatian penggemar lewat transformasi menjadi berbagai karakter ikonik. Keberaniannya dalam memilih berbagai tokoh, dari animasi hingga figur publik terkenal, selalu membuat penampilannya menarik dan tak terlupakan. Yuk, simak beberapa cosplay paling ikonik dari Rina Nose yang sukses mengejutkan para penggemarnya.

1. Cosplay Lisa BLACKPINK, Kece Maksimal!

Salah satu penampilan cosplay Rina Nose yang paling mendapat sorotan adalah saat ia bertransformasi menjadi Lisa BLACKPINK. Dengan mengenakan busana hitam yang glamor, ditambah dengan detail fringe dan aksen glitter, Rina berhasil memerankan gaya Lisa dengan sangat sempurna. Tidak hanya kostumnya yang pas, gaya rambutnya pun sangat mirip dengan Lisa, lengkap dengan poni yang menambah kesan fierce khas idol K-pop ini. Rina benar-benar menunjukkan kemampuannya dalam meniru gaya seorang bintang internasional.

2. Dora The Explorer Versi Dewasa

Tidak hanya karakter dari dunia hiburan, Rina juga tak ragu untuk tampil menjadi tokoh animasi. Salah satu yang mencuri perhatian adalah saat ia bercosplay menjadi Dora The Explorer versi dewasa. Dengan mengenakan kaos ungu, celana kargo, dan sepatu bot petualang, Rina memerankan Dora dengan penuh semangat. Tak lupa, aksesori tas ransel dan kamera juga melengkapi penampilannya, semakin memperkuat kesan bahwa ia siap menjelajah dunia seperti Dora.

3. Menyamar Jadi Roy Kiyoshi, Bikin Merinding!

Selain tokoh imajinatif, Rina juga pernah bertransformasi menjadi sosok Roy Kiyoshi, paranormal terkenal Indonesia. Penampilannya yang mengenakan pakaian serba hitam dengan gaya rambut berponi membuatnya terlihat seperti sosok asli Roy. Ekspresi wajahnya yang tajam, ditambah dengan riasan wajah yang pucat, membuat cosplay ini sangat mengerikan. Banyak netizen yang takjub dengan kemiripan Rina dengan Roy Kiyoshi, bahkan menganggap penampilannya benar-benar berhasil menangkap aura paranormal tersebut.

4. Hudson, Penyanyi dengan Dua Wajah

Salah satu cosplay Rina yang paling unik adalah saat ia mencoba menjadi Hudson, penyanyi yang terkenal dengan konsep panggung dua wajah. Dalam foto tersebut, Rina membagi wajahnya menjadi dua karakter yang berbeda: satu sisi pria berkumis, dan sisi lainnya wanita dengan penampilan anggun. Dengan penggunaan makeup yang sangat detail dan pemilihan kostum yang khas, cosplay ini berhasil mencuri perhatian dan menunjukkan betapa kreatifnya Rina dalam menggambarkan dua sisi dari satu karakter.

5. Elegan dan Berkarakter Jadi Gadis Kretek

Rina juga menunjukkan sisi elegannya saat ia bertransformasi menjadi karakter dari serial Gadis Kretek. Mengenakan kebaya hitam dengan detail bordir dan bros khas, serta rambut yang disanggul rapi, Rina tampil dengan aura klasik yang anggun. Cosplay ini menunjukkan kemampuan Rina dalam menghidupkan karakter dari dunia budaya Indonesia, dengan penampilan yang sangat elegan dan berkarakter.

6. Iyeth Bustami, Legenda Dangdut Indonesia

Tak hanya terinspirasi oleh tokoh dari luar negeri, Rina juga pernah melakukan cosplay sebagai penyanyi dangdut legendaris Indonesia, Iyeth Bustami. Dengan pakaian putih yang dihiasi aksen emas dan gaya rambut kepang yang khas, Rina berhasil meniru penampilan Iyeth Bustami dengan sangat detail. Penampilannya ini menunjukkan bagaimana Rina menghargai dan mengapresiasi budaya lokal melalui cosplay yang penuh makna.

Dengan berbagai transformasi cosplay yang begitu memukau, Rina Nose berhasil membuktikan bahwa ia adalah selebriti yang tidak hanya berbakat di dunia hiburan, tetapi juga memiliki kreativitas luar biasa dalam hal fashion dan kostum. Para penggemarnya tentu tidak sabar menantikan kejutan selanjutnya dari Rina. Sebuah bukti bahwa talenta dan kreativitasnya tiada batas!

Rayyanza Belajar Tenis Bareng Nagita Slavina, Netizen: Produktif Banget!

Jakarta – Olahraga tenis kini semakin populer di Indonesia, terutama setelah banyak figur publik turut mempromosikannya. Salah satu yang belakangan mencuri perhatian adalah Rayyanza Malik Ahmad, putra kedua Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Meski masih berusia tiga tahun, bocah yang akrab disapa Cipung ini sudah menunjukkan ketertarikannya terhadap olahraga raket tersebut.

Baru-baru ini, Rayyanza mengikuti sesi latihan khusus yang digelar menjelang ajang Lagi Lagi Tenis Internasional. Dalam coaching clinic tersebut, ia berlatih dengan penuh semangat dan didampingi langsung oleh ibunya, Nagita Slavina. Momen spesial ini diabadikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Rans Entertainment pada 2 Februari 2025 dan langsung menarik perhatian warganet.

Banyak netizen yang mengaku kagum dengan semangat Rayyanza berlatih, sementara yang lain merasa gemas melihat tingkah lucunya di lapangan. Bahkan, reaksi Nagita Slavina yang tertawa melihat aksi putranya juga menjadi sorotan. Lalu, seperti apa keseruan Rayyanza saat latihan tenis?

1. Bergabung dengan Anak-anak Lain dalam Sesi Latihan

Dalam coaching clinic tersebut, Rayyanza berlatih bersama anak-anak lain yang juga tertarik dengan tenis. Dengan semangat, ia mengikuti arahan dari pelatih profesional dan mencoba setiap gerakan yang diajarkan.

2. Aksi Gemas Rayyanza Bikin Nagita Slavina Tak Kuasa Menahan Tawa

Sebagai ibu yang selalu mendukung kegiatan putranya, Nagita Slavina tampak menikmati momen ini. Melihat tingkah Rayyanza yang begitu aktif di lapangan, Nagita beberapa kali terlihat tersenyum bahkan tertawa.

3. Sudah Terbiasa Berlatih di Lapangan Pribadi

Sebelum ikut coaching clinic ini, Rayyanza ternyata sudah cukup sering bermain tenis di lapangan pribadi keluarganya. Hal ini membuatnya lebih percaya diri ketika harus bergabung dengan anak-anak lain dalam sesi latihan kali ini.

4. Latihan Langsung dengan Pelatih Profesional

Dalam sesi tersebut, Rayyanza mendapatkan bimbingan langsung dari pelatih profesional. Meski masih kecil, ia tampak serius mengikuti arahan dan mencoba memukul bola dengan teknik yang benar.

5. Respons Netizen: “Cipung Bayi Produktif!”

Kehadiran Rayyanza di lapangan tenis langsung menjadi perbincangan di media sosial. Banyak warganet yang memberikan komentar positif, mengungkapkan kekaguman sekaligus gemas melihat aktivitas bocah tiga tahun ini.

💬 “Masya Allah, bayi produktif banget sih!” – @baisyah5
💬 “Padat banget jadwalnya sayangku!” – @masakkksehhh
💬 “Baru tiga tahun tapi pengalamannya udah banyak banget!” – @shisimahda_97

Kesimpulan

Latihan tenis yang diikuti Rayyanza ini membuktikan bahwa minatnya terhadap olahraga sudah terlihat sejak dini. Dengan dukungan penuh dari orangtuanya, siapa tahu di masa depan ia bisa menjadi atlet tenis berbakat, ya!