Betrand Peto Buka-Bukaan Tentang Perjalanan Karier dan Suara Misterius yang Mirip Miliknya

Betrand Peto, atau yang akrab disapa Onyo, baru-baru ini membagikan cerita hidupnya, termasuk perjalanan karier musik, impian, dan pengalaman mistis yang mengiringinya. Dalam sesi podcast bersama Robby Purba pada Sabtu (21/12/2024), Onyo menceritakan bagaimana ia mulai bernyanyi berkat dorongan dari sang Opa yang merupakan juara lomba bernyanyi. Opa-nya berharap Onyo bisa meneruskan bakat bernyanyinya, yang menjadi titik awal perjalanan musik Onyo.

Namun, perjalanan Onyo menuju panggung tidaklah mudah. Ia mengungkapkan sempat merasa kurang percaya diri dan ragu dengan kemampuannya. Namun, mimpi-mimpi yang ia alami memberinya keberanian untuk tampil di hadapan banyak orang, menambah tekadnya untuk meniti karier di dunia musik.

Tak hanya cerita tentang kariernya, Onyo juga mengungkapkan kisah mistis yang dialaminya sejak kecil, yang tentunya membuat cerita ini semakin menarik. Salah satunya adalah pengalaman mendengar suara misterius yang mirip dengan suaranya sendiri. Ia juga berbagi kenangan tentang masa kecilnya di sawah, yang penuh dengan kejadian-kejadian tak terjelaskan.

Selain itu, Onyo juga bercerita tentang tradisi dan budaya yang berkembang di kampung halamannya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satu cerita yang menarik adalah tentang sosok mistis bernama Atambeko, yang dipercaya bisa berubah bentuk. Onyo mengenang pengalaman masa kecil ketika ia dan teman-temannya pernah mengejar makhluk yang menyerupai babi di malam hari, namun jejaknya hilang begitu saja keesokan harinya.

Cerita-cerita menarik ini menunjukkan betapa berharganya bagi Onyo untuk terus menghargai doa dan perlindungan Tuhan dalam hidupnya. Podcast ini memberikan pandangan lebih dalam tentang sisi pribadi dan profesional Betrand Peto. Untuk melihat kisah lengkapnya, Anda bisa menonton podcast tersebut di channel YouTube Robby Purba.

Ekspresi Wulan Guritno Jadi Sorotan, Disebut Mirip Sosok Mertua Selingkuh dengan Menantu

Nama Wulan Guritno kembali mencuri perhatian publik setelah ekspresi wajahnya dalam sebuah foto viral di media sosial. Dalam foto tersebut, banyak yang menyebutkan bahwa Wulan terlihat sangat mirip dengan Rihanah, seorang mertua yang baru-baru ini menjadi sorotan karena perselingkuhannya dengan menantunya sendiri.

Foto ini pertama kali dibagikan oleh akun Instagram rumah produksi Dee Company, yang juga memproduksi film Norma: Antara Mertua dan Menantu. Dalam film tersebut, Wulan Guritno berperan sebagai Rihanah, mertua kontroversial yang terlibat dalam kisah perselingkuhan yang menghebohkan publik.

Foto yang viral itu merupakan remake dari momen ikonik pernikahan Norma dan Rozi, pasangan yang rumah tangganya hancur akibat kehadiran Rihanah. Wulan terlihat mengenakan kebaya brokat peach dan hijab cokelat, sangat mirip dengan penampilan Rihanah di hari pernikahan anaknya. Ekspresi wajah Wulan, yang tampak sendu, juga mengingatkan banyak orang pada momen di mana Rihanah tampak murung pada hari bahagia putrinya.

Foto tersebut semakin viral setelah diunggah oleh akun X (Twitter) @habisnontonfilm dan mendapat perhatian lebih dari 4,6 juta netizen. Kolom komentar di unggahan Instagram rumah produksi Dee Company juga dipenuhi reaksi dari netizen, banyak yang memuji kemiripan Wulan dengan sosok Rihanah serta menunjukkan antusiasme mereka untuk menyaksikan film ini.

Selain Wulan Guritno, film Norma: Antara Mertua dan Menantu juga dibintangi oleh Tissa Biani dan Yusuf Mahardika yang masing-masing memerankan Norma dan Rozi. Cerita film ini, yang diangkat dari kisah nyata yang sempat viral, sudah sangat dinantikan oleh publik dan semakin menambah rasa penasaran akan kisah yang penuh kontroversi ini.

PDIP DPP: Ada Upaya Mengganggu Stabilitas Internal Menjelang Kongres Partai

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan mengungkapkan adanya upaya yang sengaja mengganggu stabilitas internal partai menjelang Kongres PDIP. Hal ini terungkap setelah munculnya baliho dan spanduk yang berisi serangan terhadap partai dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di Jakarta.

Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional, Ronny Talapessy, menyoroti hal ini dan menyatakan bahwa kondisi tersebut telah membuat internal PDIP dalam status siaga 1. “Beredarnya baliho dan spanduk yang bersifat provokatif ini telah menciptakan ketegangan dan memicu kemarahan anggota serta kader partai di seluruh Indonesia,” ujar Ronny dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (19/12/2024).

Ronny menegaskan bahwa serangan terhadap Megawati membuat seluruh kader partai merasa marah dan siap memberikan reaksi. Ia juga mengingatkan bahwa PDI Perjuangan adalah partai politik yang sah, dengan struktur yang telah diperbarui dan mendapat pengesahan resmi dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor: M.HH-05.11.02 Tahun 2024, yang menyatakan perpanjangan masa kepengurusan DPP PDIP hingga tahun 2025.

“Keabsahan ini tidak dapat diganggu gugat dan menjadi landasan yang kuat bagi PDI Perjuangan dalam menjalankan tugas politiknya,” tambah Ronny. Ia juga menjelaskan bahwa perpanjangan masa kepengurusan ini sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai, serta merupakan kewenangan prerogatif Ketua Umum yang ditetapkan dalam Rakernas V PDIP Tahun 2024.

Dalam kesempatan tersebut, DPP PDIP juga menayangkan video yang menampilkan kesolidan jajaran pengurus DPC dan DPD yang menyatakan dukungan penuh terhadap Megawati dan siap menghadapi segala upaya yang berusaha merongrong kekuatan partai.

Komdigi Terapkan Teknologi Digital dan Perkuat Sinergi untuk Perangi Korupsi

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus menunjukkan komitmen dalam memberantas korupsi melalui penerapan teknologi digital dan penguatan tata kelola organisasi. Dengan mengadopsi sistem berbasis aplikasi digital, Komdigi berupaya meningkatkan manajemen risiko, pengendalian internal, serta transparansi dalam pelayanan publik.

Inspektur Jenderal Kementerian Komdigi, Arief Tri Hardiyanto, menegaskan bahwa adopsi teknologi digital menjadi strategi utama dalam menekan praktik korupsi. Dalam acara puncak peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Komdigi, Jakarta Barat, Selasa (17/12/2024), ia menyampaikan pentingnya sinergi dan komitmen kolektif untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih.

“Kami telah menerapkan manajemen risiko, sistem pengendalian internal pemerintah, penanganan benturan kepentingan, sistem pengaduan internal, serta menandatangani pakta integritas. Semua ini mendukung pembangunan Zona Integritas yang bebas korupsi,” jelas Arief.

Ia juga mengingatkan seluruh pegawai untuk menyelaraskan visi dalam memberantas korupsi melalui peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan budaya kerja yang jujur serta berintegritas. “Dengan kolaborasi solid, reformasi birokrasi dapat berjalan lebih efektif,” tambahnya.

Zona Integritas untuk Pelayanan Prima

Pembangunan Zona Integritas menjadi langkah strategis Komdigi untuk menciptakan unit kerja yang bebas dari korupsi dan berorientasi pada pelayanan publik yang optimal. Arief menegaskan bahwa implementasi ini memerlukan komitmen kuat dari seluruh elemen organisasi, mulai dari pimpinan hingga staf, agar tidak hanya menjadi formalitas, tetapi benar-benar mencerminkan reformasi birokrasi dan kinerja berintegritas.

“Upaya pemberantasan korupsi akan lebih maksimal jika didukung oleh aksi nyata dari seluruh anggota organisasi. Dengan kerja sama yang solid, Komdigi bisa menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan profesional,” tandasnya.

Teknologi Digital Sebagai Solusi Utama

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan bahwa teknologi digital dapat menjadi solusi efektif untuk memberantas korupsi, khususnya di level pemerintahan desa. Ia mencontohkan implementasi layanan administratif berbasis digital, sistem pengaduan masyarakat, hingga transparansi anggaran desa yang dapat diakses publik melalui situs resmi desa.

“Langkah ini adalah bukti nyata bagaimana teknologi menjadi instrumen utama dalam memerangi korupsi di tingkat akar rumput,” ujar Meutya.

Meutya juga menginstruksikan jajaran Komdigi untuk menjadi pelopor dalam digitalisasi tata kelola pemerintahan. Ia menyoroti pembentukan Direktorat Pemerintahan Digital dan pengawasan ruang digital sebagai langkah konkret dalam mendukung transparansi dan keterbukaan informasi.

“Transformasi digital ini menjadi konsekuensi dari perubahan struktur organisasi kami. Fokus kami adalah memperkuat layanan publik berbasis teknologi dan memastikan pengawasan ruang digital berjalan efektif,” jelas Meutya.

Dengan kombinasi teknologi digital, reformasi birokrasi, dan komitmen kolektif, Kementerian Komdigi optimis dapat menciptakan tata kelola yang transparan, akuntabel, dan bebas korupsi, sekaligus memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.