Pada 22 Desember 2024, ibu kota Ukraina, Kiev, kembali menjadi sasaran serangan brutal yang mengguncang seluruh kota. Kali ini, Rusia meluncurkan serangan menggunakan rudal hipersonik, jenis senjata canggih yang dapat mencapai kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, mengakibatkan kerusakan besar di berbagai titik vital kota. Serangan ini terjadi pada pagi hari, saat banyak warga Kiev masih berada di rumah atau memulai aktivitas pagi mereka. Rudal hipersonik tersebut menghantam beberapa bangunan pemerintahan, infrastruktur vital, dan kawasan pemukiman, menyebabkan kerusakan yang sangat parah.
Rudal hipersonik, yang digunakan oleh Rusia dalam serangan ini, adalah teknologi senjata terbaru yang memiliki kemampuan menghancurkan sasaran dengan kecepatan tinggi dan ketepatan yang luar biasa. Senjata ini sulit dideteksi dan dicegat oleh sistem pertahanan udara yang ada, sehingga menambah kesulitan bagi Ukraina dalam melindungi wilayah mereka. Kecepatan dan daya hancur dari rudal ini membuatnya sangat mematikan dan berbahaya, serta menjadikan pertahanan Ukraina semakin tidak berdaya. Banyak analis militer yang menganggap serangan ini sebagai salah satu eskalasi terbesar dalam konflik yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
Serangan rudal hipersonik ini menimbulkan kerugian besar, baik dari sisi material maupun korban jiwa. Sejumlah gedung perkantoran dan tempat tinggal roboh atau mengalami kerusakan parah. Pusat-pusat perbelanjaan, jembatan, dan jalur transportasi utama juga tidak luput dari serangan, memperburuk kondisi kota yang sudah terimbas perang. Laporan sementara menyebutkan bahwa puluhan warga sipil terluka, dan sejumlah orang tewas akibat serpihan dan runtuhan bangunan. Tim penyelamat segera dikerahkan untuk mengevakuasi korban dan membersihkan puing-puing, meski situasi sangat sulit di lapangan.
Serangan menggunakan rudal hipersonik ini kembali memicu kecaman internasional, terutama dari negara-negara Barat yang mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia. Organisasi internasional, termasuk PBB dan Uni Eropa, mengutuk keras penggunaan senjata tersebut, yang dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional dan konvensi perlindungan sipil. Negara-negara ini menegaskan bahwa serangan seperti ini hanya akan memperburuk situasi dan menambah penderitaan bagi rakyat Ukraina. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengimbau agar lebih banyak bantuan militer dan perlindungan diberikan untuk melawan ancaman tersebut.
Serangan rudal hipersonik yang meluluhlantakkan bagian-bagian ibu kota Ukraina, Kiev, pada 22 Desember 2024, menunjukkan eskalasi yang sangat mengkhawatirkan dalam perang yang sudah berlangsung hampir empat tahun. Penggunaan teknologi senjata canggih ini semakin memperburuk kondisi Ukraina, yang sudah terpuruk akibat invasi Rusia. Masyarakat Kiev kini harus menghadapi kenyataan pahit bahwa ancaman serangan dari Rusia terus meningkat, sementara dunia internasional berusaha mencari cara untuk meredakan ketegangan ini. Namun, dengan perkembangan teknologi militer yang semakin maju, situasi di Ukraina nampaknya semakin kompleks dan sulit untuk diselesaikan dalam waktu dekat.