Duka Mendalam Korea Selatan: Tragedi Pesawat Jeju Air dan Solidaritas dari Dunia Hiburan

Korea Selatan sedang dirundung duka mendalam akibat kecelakaan tragis pesawat Jeju Air yang terjadi pada Minggu, 29 Desember 2024. Insiden ini terjadi di Bandara Internasional Muan ketika pesawat yang terbang dari Bangkok, Thailand, mengalami birdstrike—tabrakan dengan kawanan burung—yang menyebabkan kerusakan pada mesin. Akibatnya, pesawat kehilangan kendali, keluar dari landasan, dan menghantam pagar pembatas sebelum meledak. Tragedi ini merenggut nyawa 179 penumpang, sementara dua lainnya selamat.

Kejadian ini mengguncang masyarakat Korea Selatan, termasuk dunia hiburan yang turut menyampaikan belasungkawa. Komedian Park Na Rae dan Park Myung Soo membagikan foto bunga krisan putih sebagai simbol penghormatan kepada para korban. Bintang ternama G-Dragon juga mengunggah gambar bunga aster hitam putih dengan tambahan emoji pita kuning, yang dikenal sebagai simbol belasungkawa di Korea.

Penyanyi Lim Young Woong bahkan menghentikan sejenak konsernya untuk mengheningkan cipta dan menyampaikan ucapan duka cita secara langsung. “Berita kehilangan begitu banyak nyawa yang berharga membuat saya sangat berduka. Saya turut berbela sungkawa kepada para korban dan keluarga mereka,” ucapnya di atas panggung.

Sederet selebriti lainnya, seperti Jo Se Ho, Song Eun Yi, Sung Si Kyung, Song Ga In, Jang Yoon Jung, Do Kyung Wan, Jang Sung Kyu, dan Lee Sang Min, juga memberikan penghormatan kepada korban melalui pesan duka di media sosial mereka.

Duka ini turut memengaruhi jadwal hiburan Korea Selatan. Sejumlah acara televisi seperti MBC Entertainment Awards 2024, Running Man, The King of Mask Singer, Boss in the Mirror, 2 Days & 1 Night, hingga Chef & My Fridge yang menampilkan Song Joong Ki membatalkan penayangannya sebagai bentuk solidaritas terhadap tragedi ini.

Korsel Kirim Black Box Jeju Air Ke AS Untuk Analisis Pasca Kecelakaan

Pada tanggal 1 Januari 2025, pemerintah Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka akan mengirimkan salah satu kotak hitam dari pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan ke Amerika Serikat. Langkah ini diambil untuk melakukan analisis lebih lanjut setelah insiden tragis yang menewaskan 179 orang dalam bencana penerbangan terburuk di negara tersebut.

Pesawat Jeju Air yang terlibat dalam kecelakaan tersebut membawa 181 orang dari Thailand dan mengalami masalah saat mendarat di Bandara Internasional Muan pada 29 Desember 2024. Setelah mengeluarkan panggilan darurat, pesawat tersebut mendarat darurat tetapi menabrak penghalang dan terbakar. Hanya dua pramugari yang selamat dari insiden tersebut, sementara semua penumpang lainnya tewas.

Wakil Menteri Penerbangan Sipil Korea Selatan, Joo Jong-wan, menjelaskan bahwa pengiriman kotak hitam dilakukan karena perekam data penerbangan (FDR) mengalami kerusakan yang membuatnya tidak dapat dipulihkan di dalam negeri. “Kami telah mengambil keputusan untuk membawanya ke Amerika Serikat untuk dianalisis bersama dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS,” ungkap Joo. Ini menunjukkan pentingnya kolaborasi internasional dalam penyelidikan kecelakaan udara.

Sebelum pengiriman, penyelidik berhasil menarik data awal dari perekam suara kokpit yang menunjukkan komunikasi terakhir antara pilot. Proses ini dianggap krusial untuk memahami apa yang terjadi sebelum kecelakaan. Namun, perekam data penerbangan ditemukan dengan konektor yang hilang, sehingga para ahli sedang mencari cara untuk mengekstrak data darinya.

Penyelidikan awal menunjukkan bahwa kemungkinan penyebab kecelakaan termasuk tabrakan dengan burung (bird strike) dan kegagalan mekanis pada roda pendaratan. Pemerintah Korea Selatan juga melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua model Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai lokal untuk memastikan keselamatan penerbangan di masa depan.

Keluarga korban kini menghadapi kesedihan mendalam akibat kehilangan orang-orang tercinta mereka. Proses identifikasi jenazah yang sulit dan lambat membuat mereka semakin frustrasi. Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, menyatakan bahwa identifikasi korban telah selesai dan lebih banyak jenazah telah diserahkan kepada keluarga untuk pemakaman.

Dengan pengiriman kotak hitam ke AS, semua pihak berharap dapat menemukan penyebab pasti dari kecelakaan pesawat Jeju Air ini. Tahun 2025 menjadi tahun penting bagi industri penerbangan Korea Selatan untuk meningkatkan standar keselamatan dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Penyelidikan menyeluruh diharapkan dapat memberikan kejelasan bagi keluarga korban dan masyarakat luas mengenai insiden tragis ini.