https://betgurunation.com

Ukraina Mungkin Teken Gencatan Senjata dengan Rusia Setelah Tekanan Pemerintah Trump

Di tengah ketegangan yang terus meningkat, Ukraina mengungkapkan rencananya untuk mengajukan proposal gencatan senjata sebagian kepada Rusia, yang akan disampaikan kepada Amerika Serikat pada Selasa (11/3). Langkah ini dilakukan di tengah tekanan besar dari Washington untuk mencari solusi damai atas konflik yang telah berlangsung lama antara Rusia dan Ukraina.

Pembicaraan mengenai nasib perang ini akan dilanjutkan di Jeddah, Arab Saudi, tempat pertemuan antara pejabat AS dan Ukraina digelar untuk membahas perkembangan terbaru. Seorang pejabat Ukraina mengonfirmasi kepada AFP pada Senin (10/3) bahwa mereka memiliki usulan untuk gencatan senjata yang mencakup wilayah udara dan laut. “Ini adalah jenis gencatan senjata yang dapat diterapkan dengan mudah, dipantau, dan mungkin dapat segera dimulai,” katanya.

Gencatan Senjata: Sebuah Langkah Awal Menuju Perdamaian?

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, menyatakan bahwa pihak AS akan menyambut baik usulan tersebut. Meskipun dia tidak mengklaim bahwa ini adalah solusi penuh untuk mengakhiri konflik, Rubio menyebutkan bahwa usulan tersebut bisa menjadi langkah awal yang penting menuju kesepakatan. “Ini adalah konsesi yang perlu diperhatikan dalam upaya mengakhiri konflik ini,” ungkapnya.

Namun, Rubio menegaskan bahwa kesepakatan untuk gencatan senjata yang efektif hanya dapat tercapai jika kedua belah pihak, yaitu Ukraina dan Rusia, dapat mencapai titik temu. “Rusia tidak bisa menguasai seluruh Ukraina. Dan jelas, akan sangat sulit bagi Ukraina untuk memaksa Rusia kembali ke posisi mereka pada tahun 2014,” ujar Rubio, merujuk pada aneksasi Rusia terhadap Semenanjung Crimea sembilan tahun lalu.

Zelensky Bertemu Pemimpin Arab Saudi

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengunjungi Jeddah, namun kunjungannya kali ini bukan untuk langsung terlibat dalam negosiasi. Zelensky bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, untuk membahas syarat-syarat Ukraina terkait dengan potensi kesepakatan damai permanen.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas kemungkinan peran Arab Saudi dalam memediasi pembebasan tahanan, baik militer maupun sipil, serta pemulangan anak-anak yang telah dideportasi. Mereka juga bertukar pandangan mengenai bagaimana format jaminan keamanan yang tepat bagi Ukraina untuk memastikan bahwa perang ini tidak akan terulang kembali.

Latar Belakang Ketegangan dengan AS

Rencana gencatan senjata sebagian ini muncul setelah adanya ketegangan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mantan Presiden AS, Donald Trump. Trump sempat mengancam untuk menghentikan bantuan militer kepada Ukraina dan menarik dukungannya. AS sendiri telah menjadi donatur utama bagi Ukraina sejak invasi Rusia dimulai. Ketegangan ini menambah kompleksitas dalam upaya untuk mencapai perdamaian yang lebih stabil di kawasan tersebut.

Dengan gencatan senjata sebagian yang diusulkan, Ukraina berharap bisa menciptakan peluang untuk memulai dialog lebih lanjut dengan Rusia. Namun, dengan posisi Rusia yang terus mengklaim kemenangan atas beberapa wilayah Ukraina, apakah langkah ini bisa membawa hasil yang signifikan atau justru akan memperpanjang ketegangan yang ada? Semua ini masih harus dilihat dalam pertemuan dan pembicaraan lebih lanjut yang terus berlangsung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *