Setelah pencarian intensif yang berlangsung selama beberapa hari, tim penyelamat Filipina akhirnya berhasil menemukan jet tempur FA-50 yang hilang saat menjalankan misi di wilayah Cebu pada Senin, 3 Maret 2025. Pesawat tersebut ditemukan di Gunung Kalatungan, gunung tertinggi kelima di Filipina, pada Rabu, 5 Maret 2025, setelah pencarian yang penuh tantangan.
Letnan Jenderal Luis Rex Bergante, Komandan Komando Mindanao Timur, mengonfirmasi bahwa dua awak pesawat tersebut ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di lokasi kecelakaan. “Jenazah mereka ditemukan di dalam kokpit pesawat. Berdasarkan indikasi awal, sepertinya keduanya sempat berusaha membuka parasut sebelum pesawat jatuh,” ujar Bergante kepada AFP, memberikan gambaran tentang keadaan tragis yang dialami para korban.
Penyelidikan awal di tempat kejadian menunjukkan bahwa jet tempur tersebut mengalami kerusakan parah, yang diduga akibat tumbukan dengan pepohonan sebelum akhirnya jatuh di kawasan pegunungan yang terpencil. Sebagai langkah pertama, tim penyelamat kini fokus pada upaya evakuasi jenazah dari lokasi kecelakaan yang terletak di kawasan pegunungan yang sulit dijangkau.
Langkah Pencegahan: Penghentian Operasi Sementara Jet FA-50
Jet FA-50 yang terlibat dalam kecelakaan ini merupakan bagian dari program modernisasi pertahanan udara Filipina, yang baru-baru ini membeli armada jet tempur tersebut dari Korea Selatan. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, Angkatan Udara Filipina memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh operasi pesawat FA-50.
Keputusan penghentian operasi ini diambil untuk memastikan keselamatan seluruh awak pesawat dan melakukan investigasi mendalam terkait insiden tersebut. Angkatan Udara Filipina akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh armada FA-50 guna mengidentifikasi penyebab pasti kecelakaan dan memastikan pesawat-pesawat tersebut memenuhi standar keselamatan yang tinggi sebelum digunakan kembali dalam operasi militer.
Penyelidikan Mendalam dan Transparansi
Meskipun penyelidikan awal menunjukkan indikasi adanya kerusakan struktural pada pesawat yang dapat disebabkan oleh tumbukan dengan pepohonan, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi mengenai faktor utama yang menyebabkan kecelakaan tersebut. Pihak berwenang Filipina menegaskan bahwa penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh dan transparan, dengan tujuan untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Kecelakaan tragis ini menjadi sorotan publik, dan banyak pihak berharap agar penyelidikan yang berlangsung dapat mengungkap penyebab pasti serta memastikan bahwa operasi militer yang melibatkan armada pesawat tempur akan lebih aman di masa depan. Keputusan untuk menghentikan sementara operasional jet FA-50 juga menunjukkan komitmen Filipina dalam menjaga keselamatan personel militer dan memperbaiki sistem keselamatan penerbangan di masa yang akan datang.
Semoga upaya penyelidikan ini dapat memberikan pencerahan bagi keluarga korban dan masyarakat, serta membawa perubahan positif bagi sistem pertahanan udara Filipina di masa depan.