YouTube Shorts Hadirkan Veo 2: AI Generatif Google yang Saingi Sora OpenAI!

YouTube Shorts kini semakin canggih dengan integrasi model kecerdasan buatan (AI) generatif terbaru dari Google DeepMind, Veo 2. Teknologi ini memungkinkan kreator membuat klip video berbasis AI untuk unggahan mereka dengan cara yang lebih cepat dan realistis.

Menurut laporan dari TechCrunch, Veo 2 dikembangkan sebagai pesaing Sora, model AI pembuat video milik OpenAI. Dengan peningkatan pemahaman terhadap dunia nyata dan gerakan manusia, Veo 2 diklaim dapat menghasilkan video yang lebih detail dan sinematik.

Sebelumnya, YouTube telah memperkenalkan fitur Dream Screen, yang memungkinkan kreator membuat latar belakang untuk Shorts hanya dengan memasukkan deskripsi teks. Kini, dengan kehadiran Veo 2, pengguna dapat lebih leluasa menentukan gaya visual, efek sinematik, hingga lensa kamera yang digunakan dalam video mereka.

Direktur YouTube, Dina Berrada, menyatakan bahwa Veo 2 bekerja lebih cepat dibandingkan versi sebelumnya. “Model ini mampu memahami gerakan dan detail lebih baik, sehingga menghasilkan video yang lebih realistis. Dream Screen kini menjadi cara yang lebih menyenangkan dan mudah untuk berekspresi,” ujarnya.

Untuk memastikan transparansi dalam konten AI, YouTube menggunakan alat SynthID dari DeepMind untuk menandai video yang dibuat dengan Veo 2. Namun, meskipun diberi label, YouTube mengakui bahwa langkah ini tidak sepenuhnya menghilangkan potensi penyalahgunaan atau misinformasi dari konten berbasis AI.

Saat ini, fitur Veo 2 hanya tersedia bagi kreator di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. YouTube berencana untuk memperluas aksesnya ke lebih banyak negara di masa mendatang.

Adopsi iOS 18 dan Fokus AI: Apple Perkenalkan Era Baru dengan Apple Intelligence

Apple telah merilis data adopsi iOS 18, yang menunjukkan bahwa sistem operasi ini telah terpasang pada 68 persen perangkat iPhone secara keseluruhan dan 76 persen perangkat iPhone yang dirilis dalam empat tahun terakhir. Meskipun demikian, angka adopsi ini mencatat penurunan sebesar 5 persen dibandingkan dengan generasi iOS sebelumnya.

Sebanyak 19 persen perangkat iPhone masih menjalankan iOS 17, sementara 13 persen lainnya menggunakan sistem operasi yang lebih lama. Untuk perangkat iPhone keluaran empat tahun terakhir, 19 persen di antaranya juga tetap menggunakan iOS 17. Data ini menunjukkan pola adopsi yang serupa dengan tren saat iOS 17 pertama kali diluncurkan.

Namun, adopsi iPadOS 18 terlihat lebih rendah dibandingkan dengan iOS 18. Hanya 53 persen perangkat iPad secara keseluruhan yang menjalankan iPadOS 18, sedangkan perangkat iPad yang dirilis dalam empat tahun terakhir mencatat angka adopsi sebesar 63 persen.

Keunggulan utama dari iOS 18 adalah integrasi teknologi kecerdasan buatan generatif melalui Apple Intelligence, yang menjadi salah satu fokus terbaru Apple. Apple Intelligence kini telah hadir dalam versi stabil di iPhone, iPad, dan Mac melalui pembaruan sistem operasi iOS 18.1, iPadOS 18.1, dan macOS Sequoia 15.1.

Dengan pendekatan inovatif, Apple memastikan pemrosesan AI generatif dilakukan secara langsung di perangkat pengguna dan melalui Private Cloud Compute untuk menjaga privasi dan keamanan data. Langkah ini menegaskan komitmen Apple dalam memberikan pengalaman canggih tanpa mengorbankan privasi pengguna.