Jakarta — Ketegangan diplomatik kembali meningkat antara Rusia dan Israel setelah Moskow memberikan peringatan keras terkait tindakan Israel di wilayah Dataran Tinggi Golan, yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Suriah. Peringatan ini datang setelah laporan yang menyebutkan bahwa Israel berencana untuk memperluas kontrol atas wilayah tersebut, sebuah langkah yang mendapat perhatian serius dari Rusia, yang memiliki hubungan strategis dengan Suriah.
Dalam pernyataannya pada 12 Desember 2024, Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan bahwa setiap upaya Israel untuk merebut atau menguasai lebih banyak wilayah Suriah di Dataran Tinggi Golan akan menghadapi “konsekuensi serius.” Rusia, yang telah menjadi salah satu sekutu utama Presiden Bashar al-Assad di Suriah, menekankan bahwa status Dataran Tinggi Golan adalah bagian dari resolusi internasional dan harus dihormati oleh semua pihak. Langkah ini menunjukkan sikap keras Rusia terhadap kebijakan luar negeri Israel di kawasan Timur Tengah.
Dataran Tinggi Golan menjadi wilayah sengketa sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967, ketika Israel merebut wilayah tersebut dari Suriah. Meskipun Israel telah menguasai sebagian besar daerah itu, masyarakat internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tidak mengakui aneksasi tersebut. Suriah, yang mendukung gerakan perlawanan terhadap Israel, terus mengklaim Golan sebagai bagian dari wilayahnya yang sah. Situasi ini menambah ketegangan dalam geopolitik kawasan, terutama dengan keterlibatan Rusia yang mendukung Suriah dalam perang saudara yang berlangsung.
Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait peringatan Rusia ini, namun pemerintah Tel Aviv sebelumnya mengungkapkan bahwa mereka akan terus melindungi keamanan nasional mereka, termasuk wilayah yang dianggap strategis seperti Golan. Sementara itu, Rusia secara terbuka menekankan bahwa setiap langkah unilateral oleh Israel di wilayah tersebut akan memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah. Moskow juga memperingatkan bahwa upaya untuk mengguncang status quo dapat mengarah pada eskalasi yang berisiko tinggi, terutama dengan melibatkan lebih banyak negara besar yang memiliki kepentingan di Suriah.
Peringatan Rusia ini tidak hanya berkaitan dengan Suriah, tetapi juga mencerminkan dinamika lebih luas dalam hubungan internasional. Rusia, yang memiliki pengaruh besar di Timur Tengah, khususnya melalui aliansinya dengan Iran dan Suriah, tampaknya berusaha memperingatkan Israel agar tidak mengambil langkah-langkah yang bisa merusak stabilitas kawasan. Dalam beberapa tahun terakhir, Israel dan Rusia telah berusaha menjaga hubungan diplomatik, meskipun ada perbedaan pandangan mengenai konflik regional.
Peringatan Rusia terhadap Israel terkait Dataran Tinggi Golan mencerminkan ketegangan yang semakin tinggi dalam geopolitik Timur Tengah. Sementara Israel berfokus pada keamanan nasionalnya, Rusia menegaskan bahwa setiap tindakan yang merubah status quo di wilayah tersebut bisa berujung pada konsekuensi yang serius. Ke depan, perkembangan ini akan sangat mempengaruhi dinamika konflik di Suriah dan hubungan Israel dengan kekuatan besar lainnya di kawasan.