Pada 6 November 2024, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengejutkan dunia dengan keputusan untuk memecat Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, di tengah pertempuran sengit yang sedang berlangsung dengan kelompok militan Hamas. Keputusan ini menambah ketegangan politik yang sudah tinggi di dalam negeri Israel, terutama di saat negara tersebut sedang menghadapi ancaman besar dalam bentuk serangan dari Gaza.
Pemecatan Gallant terjadi setelah beberapa minggu ketegangan antara Netanyahu dan menteri-menterinya terkait penanganan perang dengan Hamas. Gallant sebelumnya dikenal sebagai salah satu tokoh militer yang dihormati dan telah memimpin beberapa operasi militer penting. Namun, menurut sumber yang dekat dengan pemerintah, Netanyahu memutuskan untuk memberhentikan Gallant karena perbedaan pandangan tentang strategi militer dan kebutuhan untuk mengambil pendekatan yang lebih keras dalam konflik tersebut.
Pemecatan ini langsung memicu reaksi keras dari publik Israel, dengan banyak pihak mengkritik keputusan tersebut sebagai langkah yang salah di tengah situasi yang penuh tekanan. Banyak yang mempertanyakan mengapa pemimpin negara mengambil langkah kontroversial ini saat perang sedang berlangsung dan situasi semakin memburuk.
Netanyahu sendiri menghadapi tekanan yang semakin besar, baik dari dalam negeri maupun internasional, terkait dengan cara Israel mengelola konflik dengan Hamas. Keputusan untuk memecat Gallant dianggap sebagai bagian dari upaya Netanyahu untuk menunjukkan kekuatan politiknya, namun hal ini juga bisa mengarah pada ketidakstabilan dalam kepemimpinan yang sangat dibutuhkan selama masa perang.
Pemberhentian Gallant terjadi di saat Israel sedang berusaha keras untuk meredakan pertempuran yang telah menyebabkan ribuan korban jiwa, baik dari pihak Israel maupun Palestina. Reaksi dari dunia internasional semakin tajam, dengan banyak negara mendesak Israel untuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi diplomatik. Keputusan ini juga dapat mempengaruhi persepsi global terhadap stabilitas politik Israel di tengah konflik yang berkepanjangan.
Pemecatan Menteri Pertahanan Yoav Gallant di tengah perang yang sedang berkecamuk menambah ketegangan politik internal di Israel, sekaligus menjadi sorotan dunia internasional. Langkah ini menunjukkan dinamika politik yang kompleks dalam negeri Israel, di mana pengambilan keputusan militer dan politik seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tekanan domestik dan kebutuhan untuk merespons ancaman eksternal. Dengan situasi yang semakin memanas, masa depan konflik ini dan pengaruh politik domestik terhadap jalannya perang masih akan menjadi perdebatan yang panjang.