Indonesia dan Turki Sepakati Peningkatan Perdagangan hingga USD 10 Miliar! Ini Rinciannya

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyepakati peningkatan target perdagangan tahunan antara kedua negara menjadi USD 10 miliar (sekitar Rp161,1 triliun). Kesepakatan ini diumumkan dalam acara Indonesia-Turkiye Business Forum yang digelar di Jakarta.

Menteri Perdagangan Turki, Omer Bolat, mengungkapkan bahwa target perdagangan yang lebih tinggi ini ditetapkan karena nilai perdagangan antara Indonesia dan Turki masih tergolong rendah, meskipun keduanya memiliki ekonomi yang besar.

Ia mencatat bahwa pendapatan nasional Turki mencapai USD 1,3 triliun (Rp20.943 triliun), sementara Indonesia memiliki pendapatan nasional USD 1,4 triliun (Rp22.544 triliun). Adapun total perdagangan luar negeri Turki dalam sektor barang mencapai USD 606 miliar (Rp9.762 triliun), sedangkan di sektor jasa mencapai USD 175 miliar (Rp2.819 triliun).

Namun, volume perdagangan bilateral antara kedua negara masih berada di angka USD 3 miliar (Rp48,3 triliun), yang dinilai masih jauh dari potensi maksimal kemitraan kedua negara.

Selain peningkatan perdagangan, pertemuan bilateral ini menghasilkan 13 kesepakatan kerja sama yang ditandatangani oleh para pejabat tinggi dari kedua negara. Kesepakatan tersebut mencakup berbagai sektor, mulai dari diplomasi, pertahanan, pertanian, industri, perdagangan, energi, keagamaan, hingga kebudayaan.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, para pemimpin negara dan menteri terkait membahas proyek-proyek strategis yang akan memperkuat hubungan bilateral.

“InshaAllah, semua 12 kesepakatan dan proyek yang telah dibahas hari ini akan memberikan kontribusi besar bagi hubungan yang lebih erat dan berkembang antara kedua negara sahabat ini,” ujar Menteri Bolat.

Menteri Bolat menegaskan bahwa hubungan antara Indonesia dan Turki memiliki akar sejarah yang kuat, kedekatan budaya, serta komitmen bersama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat masing-masing. Ia juga menyoroti bahwa kesepakatan dan pertemuan tingkat tinggi ini menjadi bukti nyata dari kerja sama erat antara kedua negara.

“Dalam semangat persaudaraan inilah kami datang hari ini untuk menjajaki jalur baru dalam pertumbuhan ekonomi dan kerja sama bilateral,” tambahnya.

Kunjungan resmi Presiden Erdogan ke Indonesia berlangsung selama dua hari, yakni pada 11-12 Februari 2025. Selama kunjungan ini, kedua negara menggelar Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (High-Level Strategic Cooperation Council – High Level SCC), sebuah forum bilateral tertinggi yang dipimpin langsung oleh kepala negara dari masing-masing pihak.

Melalui forum ini, Indonesia dan Turki terus memperkuat hubungan ekonomi, politik, dan sosial, yang diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi kedua negara dalam jangka panjang.

Ekspor Pertahanan Turki Mencetak Rekor $7,2 Miliar Pada 2024

Pemerintah Turki mengumumkan bahwa ekspor sektor pertahanan negara tersebut mencetak rekor baru dengan total mencapai $7,2 miliar pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang mencerminkan pertumbuhan pesat industri pertahanan Turki di pasar global.

Pencapaian ini merupakan hasil dari berbagai inisiatif yang diambil oleh pemerintah dan perusahaan-perusahaan pertahanan Turki untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pasar internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan teknologi militer dan sistem persenjataan, menjadikannya salah satu pemain utama dalam industri pertahanan global. Ini menunjukkan bahwa Turki tidak hanya berfokus pada kebutuhan domestik tetapi juga berusaha untuk menjadi pemimpin dalam ekspor pertahanan.

Turki kini menawarkan beragam produk pertahanan, mulai dari kendaraan tempur, drone, hingga sistem senjata canggih. Perusahaan-perusahaan seperti Baykar, Aselsan, dan Roketsan telah memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi ini. Misalnya, drone Bayraktar TB2 telah mendapatkan reputasi internasional setelah digunakan dalam berbagai konflik di seluruh dunia. Keberhasilan produk-produk ini di pasar internasional menunjukkan kualitas dan inovasi yang dimiliki oleh industri pertahanan Turki.

Selama tahun 2024, sejumlah kesepakatan ekspor besar telah ditandatangani dengan negara-negara di berbagai belahan dunia. Misalnya, pada pameran SAHA EXPO 2024, kontrak ekspor senilai $6,2 miliar berhasil disepakati. Kesepakatan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan tetapi juga memperkuat hubungan diplomatik antara Turki dan negara-negara mitra. Ini menunjukkan bahwa industri pertahanan Turki semakin diakui di kancah internasional.

Pemerintah Turki terus memberikan dukungan kepada industri pertahanan melalui kebijakan yang mendukung inovasi dan investasi. Dengan adanya lembaga seperti Presidensi Industri Pertahanan (SSB), pemerintah berperan aktif dalam mengatur dan memfasilitasi pengembangan sektor ini. Kebijakan-kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian industri pertahanan dan mengurangi ketergantungan pada pemasok asing.

Dengan pencapaian rekor ekspor $7,2 miliar pada tahun 2024, masa depan industri pertahanan Turki terlihat cerah. Banyak analis memprediksi bahwa angka ini akan terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan perluasan pasar global. Hal ini memberikan harapan bagi ekonomi Turki dan memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri pertahanan dunia.

Dengan semua pencapaian tersebut, jelas bahwa industri pertahanan Turki sedang berada di jalur yang tepat untuk menjadi salah satu pemimpin global dalam sektor ini. Tahun 2025 diharapkan akan membawa lebih banyak inovasi dan kesepakatan baru yang akan semakin memperkuat posisi Turki di pasar internasional. Semua pihak kini diajak untuk menyaksikan perkembangan selanjutnya dari industri pertahanan yang terus berkembang ini.