Hanggini dan Luthfi Aulia Berduka, Kehilangan Calon Buah Hati di Kehamilan Pertama

Kesedihan menyelimuti pasangan Hanggini dan Luthfi Aulia setelah kabar duka mereka bagikan di media sosial. Lewat unggahan di Instagram, Luthfi mengungkapkan bahwa Hanggini mengalami keguguran dalam kehamilan pertamanya. Peristiwa tersebut terjadi sekitar seminggu lalu, meninggalkan duka yang mendalam bagi keduanya. Meski begitu, mereka tetap bersyukur atas kehadiran calon buah hati mereka, meskipun hanya dalam waktu singkat.

Dalam unggahan yang penuh emosi, Luthfi menuliskan pesan untuk calon anak mereka yang ia panggil dengan nama “Baby Dinyo.” Ia menyampaikan bahwa meskipun mereka belum sempat bertemu secara langsung, keberadaan sang bayi telah memberikan kebahagiaan yang luar biasa. “Baby Dinyo, tidak terasa sudah seminggu sejak kita harus berpisah. Kami sangat bersyukur atas kehadiranmu, meskipun hanya sebentar,” tulisnya dalam keterangan foto pada Jumat (28/3).

Tak hanya itu, Luthfi juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada sang buah hati karena telah memberikan perasaan bahagia yang belum pernah mereka alami sebelumnya. “Meski hanya sebentar, terima kasih sudah menghadirkan kebahagiaan yang belum pernah kami rasakan sebelumnya. Semoga baik-baik di sana. Kami akan selalu menyayangimu ❤️🚀👼🏻,” tambahnya.

Hanggini dan Luthfi resmi menikah pada Desember 2024. Mereka melangsungkan akad nikah secara sakral di Habitate Jakarta pada Sabtu (2/12), dengan hanya dihadiri keluarga serta sahabat terdekat. Saat ini, banyak doa serta dukungan mengalir dari para penggemar dan rekan-rekan mereka, yang berharap pasangan ini diberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini.

Thailand Resmi Legalkan Pernikahan Sesama Jenis, Ratusan Pasangan Rayakan Momen Bersejarah

Thailand mencatat sejarah baru dengan diberlakukannya undang-undang pernikahan sesama jenis yang mulai berlaku pada 23 Januari. Ratusan pasangan LGBTQ+ memanfaatkan kesempatan ini untuk melangsungkan pernikahan mereka secara resmi, menjadikan Thailand sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang mengakui pernikahan sesama jenis.

Undang-undang ini disahkan oleh parlemen Thailand pada September 2024 dan mendapatkan persetujuan dari Raja Maha Vajiralongkorn. Dengan diberlakukannya undang-undang ini, pasangan sesama jenis kini memiliki hak yang sama dengan pasangan heteroseksual, termasuk hak adopsi dan warisan. Ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengakuan hak-hak LGBTQ+ di kawasan Asia Tenggara.

Pada hari pertama berlakunya undang-undang tersebut, ratusan pasangan berkumpul di pusat perbelanjaan Siam Paragon di Bangkok untuk merayakan pernikahan massal. Acara ini diselenggarakan oleh kelompok kampanye Bangkok Pride dan pemerintah setempat, dengan harapan dapat mendaftarkan sebanyak mungkin pasangan dalam satu hari. Ini mencerminkan semangat komunitas LGBTQ+ yang ingin merayakan momen bersejarah ini bersama-sama.

Salah satu pasangan yang menikah, Apiwat “Porsch” Apiwatsayree dan Sappanyoo “Arm” Panatkool, mengungkapkan kebahagiaan mereka setelah bertahun-tahun memperjuangkan hak untuk menikah. Mereka merasa bahwa hari ini adalah puncak dari perjuangan mereka dan menegaskan bahwa cinta harus dihargai tanpa memandang jenis kelamin. Ini menunjukkan betapa pentingnya pengakuan hukum bagi pasangan LGBTQ+ dalam membangun keluarga mereka.

Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyatakan bahwa undang-undang ini menandai langkah maju dalam kesadaran masyarakat mengenai keberagaman gender dan penerimaan terhadap semua orang. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi semua warga negara, terlepas dari orientasi seksual mereka.

Dengan diberlakukannya undang-undang pernikahan sesama jenis, Thailand membuka jalan bagi perubahan sosial yang lebih besar di kawasan Asia Tenggara. Diharapkan bahwa langkah ini tidak hanya akan meningkatkan hak-hak LGBTQ+ tetapi juga mendorong negara-negara lain untuk mengikuti jejak Thailand dalam mengakui pernikahan sesama jenis. Keberhasilan ini menjadi simbol harapan bagi banyak orang yang memperjuangkan kesetaraan dan pengakuan hak asasi manusia di seluruh dunia.