China terus mengambil langkah progresif untuk menciptakan masyarakat yang lebih ramah terhadap kelahiran anak sebagai respons terhadap tantangan demografis, termasuk penurunan populasi dan penuaan penduduk yang cepat. Melalui peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, pengembangan pusat perawatan balita, pekerjaan yang mendukung ibu, hingga subsidi kelahiran, negara ini berusaha meningkatkan angka kelahiran.
Komisi Kesehatan Nasional (National Health Commission/NHC) dan departemen pemerintah lainnya telah mengeluarkan pedoman untuk mendirikan rumah sakit ramah kelahiran di seluruh negeri. Rumah sakit ini menawarkan layanan seperti skrining depresi perinatal dalam perawatan kehamilan, hingga layanan pereda nyeri persalinan selama 24 jam. Upaya ini dinilai dapat mengurangi kekhawatiran perempuan terhadap rasa sakit saat melahirkan.
Sementara itu, permintaan akan pusat penitipan anak modern terus meningkat seiring dengan berkurangnya anggota keluarga akibat urbanisasi dan pembangunan sosial-ekonomi. Hingga saat ini, sekitar 100.000 pusat perawatan telah tersedia untuk 4,8 juta anak di bawah usia tiga tahun, namun angka ini masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan. Beberapa kota besar seperti Beijing dan Shanghai telah berjanji untuk meningkatkan kapasitas layanan penitipan anak.
Selain itu, pekerjaan yang fleksibel dan ramah terhadap ibu, seperti produser video atau manajer media sosial, mulai ditawarkan untuk membantu perempuan menyeimbangkan antara karier dan pengasuhan anak. Di Provinsi Shandong, sebuah perusahaan bahkan menciptakan “jabatan untuk ibu,” mempekerjakan hampir 700 perempuan usia subur.
Untuk mengatasi hambatan finansial, beberapa daerah di China, seperti Kota Tianmen di Provinsi Hubei, telah memberikan insentif berupa subsidi melahirkan. Kota ini melaporkan peningkatan angka kelahiran sebesar 17 persen pada 2024 berkat program subsidi untuk anak ketiga hingga 225.100 yuan.
Kebijakan proaktif ini, didukung oleh lonjakan kelahiran di Tahun Naga, telah membantu China mencatatkan kenaikan angka kelahiran untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir. Namun, para ahli menegaskan bahwa keberlanjutan pembangunan demografis memerlukan pendekatan jangka panjang yang seimbang, termasuk menyesuaikan struktur industri dan memperkuat koordinasi antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
Pakar seperti Yuan Xin dari Asosiasi Kependudukan China menekankan pentingnya implementasi kebijakan yang mendukung pengasuhan anak secara praktis, seperti cuti melahirkan, subsidi kelahiran, dan layanan tes kehamilan gratis. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan China dapat menciptakan masyarakat yang lebih ramah keluarga dan mendukung pembangunan demografis yang berkelanjutan.