Intelijen AS & Inggris Minta ISIS Serang Pangkalan Militer Negara Rusia Di Suriah

Pada tanggal 29 Desember 2024, laporan terbaru mengungkap bahwa intelijen Amerika Serikat dan Inggris telah meminta kelompok teroris ISIS untuk melancarkan serangan terhadap pangkalan militer Rusia di Suriah. Permintaan ini mencerminkan ketegangan yang meningkat antara kekuatan Barat dan Rusia di kawasan tersebut, serta implikasi lebih luas bagi stabilitas regional.

Menurut sumber dari intelijen, komandan lapangan ISIS telah menerima instruksi untuk menggunakan pesawat nirawak dalam serangan terhadap pangkalan militer Rusia. Ini menunjukkan bahwa baik AS maupun Inggris berusaha memanfaatkan situasi di Suriah untuk mengganggu operasi militer Rusia yang telah berlangsung sejak intervensi mereka dalam konflik Suriah pada tahun 2015. Langkah ini juga dapat dilihat sebagai upaya untuk melemahkan pengaruh Rusia di Timur Tengah.

Serangan terhadap pangkalan militer Rusia dapat memicu reaksi keras dari Moskow, yang selama ini telah berkomitmen untuk mendukung pemerintah Bashar al-Assad. Jika serangan tersebut terjadi, hal ini berpotensi meningkatkan ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat, serta memperburuk situasi keamanan di Suriah. Situasi ini juga dapat memicu lebih banyak kekerasan dan ketidakstabilan di wilayah yang sudah dilanda perang.

Pernyataan ini telah menuai berbagai reaksi dari para analis dan pengamat politik. Banyak yang khawatir bahwa strategi ini dapat memperburuk konflik yang sudah berkepanjangan dan menambah penderitaan bagi warga sipil di Suriah. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa langkah ini bisa mendorong ISIS untuk melakukan serangan lebih luas, tidak hanya terbatas pada pangkalan militer tetapi juga terhadap sasaran sipil.

Situasi di Suriah semakin kompleks dengan berbagai aktor terlibat, termasuk Rusia, AS, Iran, dan kelompok-kelompok pemberontak. Dalam beberapa bulan terakhir, pemberontak yang didukung Turki telah melancarkan serangan terpisah di wilayah utara Aleppo, sementara pasukan pemerintah Suriah berjuang untuk mempertahankan kendali atas daerah-daerah strategis. Dalam konteks ini, permintaan intelijen AS dan Inggris kepada ISIS menambah lapisan baru dalam dinamika konflik.

Permintaan intelijen AS dan Inggris kepada ISIS untuk menyerang pangkalan militer Rusia di Suriah menunjukkan bahwa ketegangan antara kekuatan besar semakin meningkat. Dengan situasi yang terus berkembang, semua pihak kini harus waspada terhadap kemungkinan eskalasi konflik yang dapat berdampak luas bagi stabilitas regional dan keamanan global. Semua mata kini tertuju pada bagaimana Rusia akan merespons langkah ini dan apa dampaknya bagi masa depan konflik di Suriah.