Janji Abadi Bunda Iffet dan Bimbim Slank di Satu Liang Lahat

Bimbim Slank dan sang ibunda, Iffet Veceha atau yang akrab disapa Bunda Iffet, sempat membicarakan tentang lokasi pemakaman jauh sebelum Bunda Iffet berpulang. Dalam percakapan itu, Bunda Iffet sempat mempertimbangkan beberapa pilihan lokasi peristirahatan terakhir, mulai dari area pemakaman di Jakarta hingga kawasan di Jawa Barat. “Wasiatnya dulu sebelum Bapak meninggal, sempat minta tiga opsi pemakaman. ‘Aku enggak mau di sini, Jeruk Purut lah, Sukabumi lah’,” tutur Bimbim saat ditemui di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Minggu (27/4).

Namun, semua opsi tersebut akhirnya berubah setelah kepergian ayah Bimbim, Sidharta M Soemarno, pada Maret 2024. Sejak saat itu, Bunda Iffet berkeinginan untuk disemayamkan dalam satu liang bersama suaminya. “Tapi begitu Bapak meninggal, beliau bilang, ‘Ya, aku di situ saja, kita berdua kan.’ Makanya sekarang dikuburkan bersebelahan dengan Papa,” jelas Bimbim.

Sebelum berpulang, Bunda Iffet sempat dirawat di rumah sakit. Kondisi yang tidak biasa mulai terlihat pada Senin (21/4), ketika beliau tak kunjung terbangun dari tidurnya. Keluarga segera membawanya ke rumah sakit, dan setelah mendapat perawatan, keadaannya sempat membaik. Namun pada hari keenam, kondisi Bunda Iffet mendadak memburuk hingga harus dirawat intensif di HCU. Di tengah situasi kritis tersebut, Bunda Iffet mengungkapkan keinginannya untuk pulang. Setelah dibawa pulang, beliau bertahan selama dua jam sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir di rumah tercinta.

Konser Tawa: Perpaduan Musik dan Komedi Segera Hadir di Jakarta

Masyarakat Indonesia tentu sudah akrab dengan konser musik maupun pertunjukan stand up comedy. Namun, bagaimana jadinya jika keduanya digabungkan dalam satu acara? Konsep unik ini akan diwujudkan oleh creative agency Tiga Kreasi lewat acara bertajuk Konser Tawa, yang bakal digelar pada 21 Juni mendatang di Pullman Jakarta Central Park, Jakarta Barat. Dengan mengusung tema Tawasya di Jakarta, acara ini ingin menghadirkan suasana santai bagi para penonton, sekaligus mengajak mereka merayakan hal-hal kecil tentang kota Jakarta yang penuh cerita.

Rezza Ramadhan, selaku Program & Communication Director dari Tiga Kreasi, mengungkapkan bahwa tujuan mereka adalah menciptakan ruang tawa bersama, bukan sekadar untuk hiburan semata, melainkan juga sebagai cara merayakan keunikan Jakarta yang kadang terasa absurd namun selalu dirindukan. Untuk memperkuat komunikasi dan menjangkau audiens yang lebih luas, mereka menggandeng Adit Insomnia sebagai Public Relation Director. Menurut Adit, Konser Tawa bukan hanya sekadar proyek, melainkan sebuah ruang baru yang menyatukan orang melalui tawa dan musik, membawa sentuhan segar untuk hiburan masa kini.

Acara ini akan memadukan pertunjukan stand up comedy dari para komika ternama dengan penampilan musik dari band lintas generasi. Beberapa komika yang akan tampil antara lain Neneng, Mukti Entut, Hifdzi Khoir, Nopek, Gilang Bhaskara, Coki Pardede, Dicky Difie, Indra Frimawan, dan Adjis Doa Ibu. Sementara dari dunia musik, Kuburan dan Endah & Ressa siap menghibur para penonton.

Difki Khalif Sindir Gaya Hidup Narsistik Lewat Lagu ‘Si Paling’

Penyanyi Difki Khalif kembali menarik perhatian publik dengan merilis single terbarunya berjudul Si Paling pada 18 April 2025. Lagu ini menjadi refleksi satir terhadap fenomena sosial yang marak terjadi di era digital, khususnya perilaku narsistik yang berbalut citra sempurna di media sosial. Dalam pernyataan tertulis yang diterima, lagu ini tidak sekadar menjadi hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang kuat tentang pentingnya bersikap rendah hati dan menghargai orang lain.

Lagu Si Paling menggambarkan karakter yang merasa paling unggul dalam segala hal. Potongan lirik seperti “Si tiada duanya di dunia, paling jago segalanya” menjadi ilustrasi ironi atas sifat angkuh yang kerap ditemui dalam interaksi daring. Difki menyampaikan sindiran tersebut dengan nada yang ringan namun tetap mengandung makna yang mendalam. Ia ingin mengajak para pendengar untuk merefleksikan kembali sikap egois dan kecenderungan ingin selalu terlihat paling sempurna di hadapan publik.

Lebih jauh, Difki juga menyentuh sisi rapuh yang tersembunyi di balik keangkuhan. Lirik seperti “hidup bukan kamu saja” menjadi pengingat bahwa dunia ini tak berputar hanya untuk satu orang. Di balik keinginan untuk terlihat hebat, sering kali tersembunyi luka dan kesepian yang tak banyak diketahui. Lewat Si Paling, Difki mengajak kita untuk membuka mata dan menyadari bahwa empati dan kebersamaan jauh lebih penting daripada sekadar pengakuan semu di ruang digital.

Karya ini menjadi bukti bahwa musik bisa menjadi sarana refleksi sosial yang menyentuh, bukan hanya sekadar hiburan semata.

Judika dan Whisnu Santika Hadirkan Nuansa Baru Lewat “Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik Baik Saja” Versi EDM

Kolaborasi pertama antara disjoki Whisnu Santika dan penyanyi Judika akhirnya resmi dirilis lewat lagu “Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik Baik Saja (2025 Version)”. Proyek ini menjadi warna baru dalam industri musik EDM Indonesia karena menghadirkan lirik galau dengan balutan pop dance yang ringan dan dapat dinikmati sambil bergoyang. Meski sudah direncanakan sejak 2024, lagu ini baru dirilis secara resmi pada 11 April 2025 di berbagai platform musik digital.

Whisnu mengungkapkan bahwa idenya adalah menjadikan lagu sedih ini tetap menyenangkan untuk didengar dan bahkan bisa menemani saat berjoget ringan. Meski sempat merasa ragu karena karakter vokal Judika yang kuat dengan nuansa pop galau, akhirnya kekhawatiran itu sirna setelah Judika setuju untuk melakukan pengambilan vokal ulang. Judika pun menyesuaikan gaya bernyanyinya agar selaras dengan irama remix buatan Whisnu, sehingga versi terbaru ini terdengar lebih dinamis namun tetap mempertahankan emosinya.

Perilisan lagu ini juga diikuti dengan peluncuran video lirik yang ditayangkan di kanal YouTube Judika Entertainment. Video tersebut dirancang menggunakan motion graphic oleh Rubah Hitam, berdasarkan konsep kreatif dari tim Whisnu Santika. Judika berharap versi anyar dari lagu ini bisa menyentuh hati para pendengarnya, terutama mereka yang sedang dirundung kesedihan atau patah hati, namun tetap ingin merasa ditemani oleh irama musik yang menyegarkan.

Perpisahan Terakhir Titiek Puspa: Doa dan Duka di Wisma Puspa

Jenazah seniman legendaris Titiek Puspa disemayamkan di Wisma Puspa, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Kamis (10/4). Rumah duka dipenuhi oleh pelayat yang datang menyampaikan belasungkawa dan menghaturkan doa bagi kepergian sang maestro. Di lokasi, jenazah Titiek sempat disalatkan, dengan para pelayat tampak khusyuk mengikuti prosesi ibadah dan mendoakan penyanyi lagu “Marilah Kemari” itu dengan penuh haru.

Pihak keluarga menyampaikan bahwa proses pemakaman akan dilaksanakan keesokan harinya. Petty Tunjungsari, putri dari Titiek, mengungkapkan bahwa ibundanya akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir pada Jumat (11/4) siang, tepatnya setelah Salat Jumat di blok AA1 blad 48. Dalam kesempatan tersebut, Petty juga menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat atas dukungan dan doa yang diberikan untuk almarhumah. Ia juga memohon maaf jika semasa hidup, ibunya pernah melakukan hal yang tidak berkenan di hati orang lain.

Diketahui sebelumnya, Titiek sempat mengalami insiden saat melakukan syuting sebuah acara televisi pada 26 Maret lalu. Ia tiba-tiba tak sadarkan diri dan segera dilarikan ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mendiagnosis adanya pendarahan otak yang memerlukan tindakan operasi. Manajer pribadi Titiek, Mia, menyatakan bahwa proses operasi berjalan lancar dan Titiek kemudian dirawat intensif dengan prosedur medis lanjutan termasuk peniduran sementara untuk proses pemulihan.

Titiek Puspa, yang lahir dengan nama Sudarwati pada 1 November 1937, memulai kiprah di dunia musik setelah menjuarai kompetisi Bintang Radio di Semarang. Prestasi itu membawanya bergabung dengan Orkes Studio Jakarta dan menjadi bagian penting dari sejarah musik Indonesia.

Ahmad Dhani Tanggapi Kontroversi Direct Licensing: Hak Cipta Bukan Pemalakan

Ahmad Dhani, musisi ternama Indonesia, kembali menjadi sorotan setelah menerapkan sistem direct licensing pada lagu-lagu ciptaannya. Metode ini memungkinkan pencipta lagu untuk mengelola sendiri lisensi penggunaan karya mereka tanpa melalui lembaga kolektif. Namun, langkah yang diambil Dhani memicu perdebatan di kalangan musisi lain, dengan beberapa pihak menilai kebijakan tersebut sebagai bentuk pemalakan. Menanggapi hal ini, ayah dari Al, El, dan Dul itu mengaku heran dengan tuduhan tersebut.

Menurut Dhani, konsep direct licensing justru memastikan hak-hak ekonomi pencipta lagu dapat dipenuhi secara maksimal. Ia membandingkannya dengan seseorang yang memiliki mobil pribadi dan berhak menentukan tarif sewanya. “Kalau ada yang mau menyewa mobil saya, Defender tahun 1991, saya bisa menentukan harga Rp 10 juta per hari. Kalau tidak mau, ya tidak usah menyewa,” ujar Dhani di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Suami Mulan Jameela itu juga menegaskan bahwa hak cipta melekat pada penciptanya, sehingga mereka memiliki kewenangan penuh atas penggunaan karya tersebut. Ia menyebut bahwa mereka yang menganggap direct licensing sebagai pemalakan adalah pihak yang belum memahami konsep dasar hak cipta dengan baik. “Ini lagu-lagu saya, properti saya. Kok dibilang pemalakan?” tegasnya.

Dhani menekankan bahwa para musisi lain tidak diwajibkan untuk menggunakan lagunya jika tidak setuju dengan sistem tersebut. Ia merasa wajar jika pencipta lagu ingin mendapatkan hak ekonomi yang adil atas karya yang telah mereka buat.

Hetty Koes Endang dan Afifah Yusuf Hadirkan Kehangatan Lebaran Lewat Lagu THR

Musisi legendaris Indonesia, Hetty Koes Endang, bersama putrinya, Afifah Yusuf, menghadirkan nuansa hangat Lebaran dalam single terbaru mereka berjudul THR (Tradisi Hari Raya). Lagu ini resmi dirilis pada Jumat, 7 Maret 2025, dan terinspirasi dari berbagai momen khas Idul Fitri. Dari hidangan tradisional seperti opor ayam, rendang, dan lontong sayur hingga kue kering seperti nastar dan kastengel, THR membawa pendengar bernostalgia dengan kebiasaan khas Lebaran.

Tak hanya soal makanan, lirik lagu ini juga menggambarkan suasana kumpul keluarga yang penuh canda, termasuk pertanyaan-pertanyaan klasik seperti “Kapan nikah?” atau “Kok gemukan sih?”. Lagu ini menjadi proyek kolaborasi pertama antara Hetty dan Afifah, yang mengaku sangat menikmati prosesnya. Menurut Afifah, produksi lagu ini berlangsung cepat, hanya dalam waktu satu bulan dari tahap workshop hingga pembuatan video musik. Hetty menambahkan bahwa melalui lagu ini, mereka ingin menyampaikan pesan bahwa perayaan Lebaran tidak perlu berlebihan, karena yang terpenting adalah kebersamaan, saling memaafkan, dan menikmati waktu dengan keluarga.

Video musik THR turut menangkap esensi kehangatan Hari Raya dengan visual penuh warna dan elemen-elemen khas seperti makanan Lebaran serta suasana pulang kampung. Lagu ini diharapkan menjadi teman bagi pendengar selama bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri. Hetty dan Afifah juga berencana untuk merilis proyek musik lainnya, baik dalam format solo maupun kolaborasi. THR sudah dapat disaksikan di kanal YouTube Musica Studios mulai 7 Maret 2025, sementara versi audionya akan tersedia di platform musik digital pada 14 Maret 2025.

Vanessa Zee: Kilau Bintang Baru Indonesian Idol 2025 dengan Talenta Serba Bisa!

Penampilan memukau Vanessa Zee (Vanessa Simorangkir) di babak final showcase Indonesian Idol 2025 pada Senin (13/1) sukses mencuri perhatian publik dan meninggalkan kesan mendalam. Dengan vokal luar biasanya, Vanessa berhasil mendapatkan tiga standing ovation dari juri, yakni Raisa, Maia Estianty, dan Ello. Tepuk tangan meriah dari penonton di studio menjadi bukti nyata keberhasilannya memikat hati banyak orang. Hingga Rabu (16/1), video penampilannya membawakan lagu “Kota” menjadi yang paling banyak ditonton di kanal YouTube resmi Indonesian Idol, mengungguli penampilan finalis lainnya pada malam itu.

Maia Estianty memberikan pujian tinggi terhadap suara unik Vanessa, yang dianggap membawa nuansa baru dalam kompetisi. Tidak heran jika banyak pihak memprediksi dirinya sebagai salah satu kandidat terkuat untuk meraih gelar juara tahun ini. Selain penampilannya yang memukau di atas panggung, Vanessa juga memiliki latar belakang menarik. Lahir di Pematang Siantar pada 15 Februari 2004, ia kini berusia 21 tahun dan merupakan mahasiswi semester lima di London School of Public Relations (LSPR) Jakarta. Selain bernyanyi, Vanessa dikenal memiliki bakat menggambar dan kecintaan terhadap dunia baking, di mana ia cukup mahir membuat berbagai jenis kue.

Sejak kecil, Vanessa sudah menunjukkan minat besar terhadap musik, dan kini ia tengah berjuang untuk mewujudkan mimpinya menjadi juara Indonesian Idol 2025. Ia terinspirasi oleh Regina Ivanova, idolanya sekaligus salah satu juara Indonesian Idol sebelumnya, dan bercita-cita mengikuti jejaknya. Dengan kombinasi suara emas, perjalanan pendidikan yang impresif, dan bakatnya yang serba bisa, Vanessa Zee menjadi salah satu peserta paling menarik untuk diikuti dalam ajang ini. Akankah ia berhasil mengukir prestasi dan meraih impian besarnya?

Randi Yuda Pratama: Musisi Muda Berbakat Asal Pasaman yang Menginspirasi Lewat Musik dan Media Sosial

Randi Yuda Pratama, pemuda asal Lubuk Sikaping, Pasaman, Sumatra Barat, kini tengah menjadi perbincangan hangat berkat kesuksesannya di dunia musik dan media sosial. Musisi yang juga dikenal sebagai influencer ini berhasil memikat perhatian publik melalui lagu-lagu yang viral di berbagai platform digital serta aktivitasnya di media sosial yang menginspirasi banyak penggemar.

Lahir pada 21 Juni 2002, Randi mulai mengenal musik sejak kecil. Namun, baru pada tahun 2024 ia memutuskan untuk terjun serius di industri musik. Perjalanan kariernya semakin berkembang setelah bertemu Sherina Avelya Wedyan, seorang musisi Minang dan guru seni, yang kemudian menjadi rekan kolaborasinya.

“Pertemuan dengan Sherina menjadi titik balik bagi saya. Kami menciptakan beberapa lagu bersama, seperti Uda Ka Adiak Pakai Lamo dan Bakasiak Mato Mamandang, yang menjadi fondasi awal perjalanan musik saya,” ungkap Randi pada Minggu (29/9).

Sebagai influencer, Randi memanfaatkan platform YouTube (RandyOfficialD), TikTok (@randyofficial_), dan Instagram (@randyofficial_) untuk berbagi kreativitas dan menjalin hubungan dengan penggemar. Karismanya yang khas dan pendekatan konten yang otentik membuatnya mampu membangun komunitas penggemar yang solid.

“Musik adalah media bagi saya untuk mengekspresikan diri dan menginspirasi banyak orang. Selain itu, melalui media sosial, saya ingin menyampaikan pesan positif,” tutur Randi.

Beberapa lagu populernya, seperti Ciinan Bana dan Uda Ka Adiak Pakai Lamo, mendapatkan sambutan hangat dari pendengar berkat liriknya yang emosional dan mudah diingat. Bagi Randi, sebuah lagu harus memiliki makna yang mendalam dan mampu menyentuh hati pendengar.

“Inspirasi saya sering datang tiba-tiba, terutama di malam hari. Saya selalu mencatat ide-ide yang muncul agar bisa diwujudkan menjadi karya musik,” jelasnya.

Meskipun persaingan di industri musik sangat ketat, Randi tetap berkomitmen untuk belajar dan terus menghasilkan karya berkualitas. Ia percaya bahwa setiap lagu memiliki cerita unik yang dapat menghadirkan pengalaman emosional bagi pendengar.

Dengan bakat musik yang luar biasa, popularitas sebagai selebriti digital, dan pengaruhnya sebagai seorang kreator, Randi Yuda Pratama telah membuktikan dirinya sebagai salah satu talenta muda berbakat di Indonesia. Ia berkomitmen untuk terus berkarya, menginspirasi generasi muda, dan memberikan dampak positif di dunia seni dan media sosial.