Chichi ke Boku no Owaranai Uta: Kisah Haru Biru Tentang Musik dan Ingatan

Film Chichi ke Boku no Owaranai Uta terinspirasi dari video YouTube yang diunggah Simon McDermott pada tahun 2016. Video tersebut memperlihatkan momen mengharukan saat ia bernyanyi bersama sang ayah, Ted McDermott, yang kala itu telah berusia 79 tahun. Film ini digarap oleh Norihiro Koizumi, sutradara yang sebelumnya sukses dengan Sen wa, Boku o Egaku (2022).

Aktor senior Akira Terao dipercaya sebagai pemeran utama dalam film ini, yang dijadwalkan rilis pada 23 Mei 2025. Akira Terao telah membintangi banyak drama dan film Jepang, seperti Fragments of the Last Will (2024), The Hovering Blade (2009), dan The Professor’s Beloved Equation (2006). Selain dirinya, film ini juga menghadirkan jajaran aktor ternama, termasuk Tori Matsuzaka, Keiko Matsuzaka, Shiori Sato, Jun Soejima, Miyuki Oshima, Asuka Saito, Yuji Miyake, Saburo Ishikura, serta Koichi Sato.

Film ini mengisahkan perjalanan hidup Tetta Mamiya (Akira Terao), seorang pria yang bercita-cita menjadi penyanyi, tetapi harus mengorbankan mimpinya demi putranya, Yuta Mamiya (Tori Matsuzaka). Ia menjalani hidup sebagai pemilik toko alat musik di Yokosuka, tetap dikenal sebagai sosok humoris yang kerap bernyanyi di panggung lokal. Namun, kehidupannya berubah ketika ia didiagnosis menderita Alzheimer. Dalam kondisi yang semakin memburuk, musik menjadi satu-satunya hal yang mampu membangkitkan kembali kenangan dan jati dirinya.

Bagi para penggemar Akira Terao dan kisah-kisah emosional, film ini menjadi tontonan yang tak boleh dilewatkan. Saksikan bagaimana kekuatan musik mampu menyatukan kenangan dan menghadirkan kembali sosok yang perlahan memudar dalam ingatan.

Ketindihan: Horor Mencekam dengan Sentuhan Drama Keluarga Siap Menghantui Bioskop Indonesia

Film horor terbaru berjudul Ketindihan akan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 9 Januari 2025. Disutradarai oleh Dyan Sunu Prastowo, yang sebelumnya sukses dengan film horor Mantra Surugana (2023), Ketindihan menjanjikan pengalaman berbeda dengan perpaduan horor dan drama yang kuat.

Menurut Dyan, Ketindihan menawarkan pendekatan unik dalam penggarapan karakter dan alur cerita. “Film ini menggabungkan horor dengan drama keluarga serta hubungan beracun. Pendekatan yang tidak konvensional membuat film ini memiliki nilai lebih dibandingkan film horor lainnya,” jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Film ini diproduseri oleh Chetan A. Samtani, dengan naskah yang ditulis oleh Widi Lestari. Dibintangi oleh Haico Van der Veken, Kevin Ardilova, Donny Damara, Wulan Guritno, serta pendatang baru Luana Dutra, Ketindihan menghadirkan kisah penuh misteri dan emosi.

Ceritanya berpusat pada Tania (Haico Van der Veken), seorang atlet tenis muda yang dihantui oleh teror mistis setelah temannya, Nurul (Luana Dutra), melakukan bunuh diri. Teror ini terkait dengan ritual pemanggilan makhluk gaib dari mitos Aceh bernama BEUNO (dibaca: Buno). Di tengah teror tersebut, Tania juga harus menghadapi tekanan dari keluarga disfungsional dan hubungan asmara yang penuh kekerasan. Kombinasi elemen horor dan drama menjadikan Ketindihan tampil beda dari film horor pada umumnya.

Haico mengungkapkan bahwa memerankan Tania adalah tantangan besar baginya. “Film ini tidak hanya menawarkan kengerian, tetapi juga menggambarkan perjuangan batin seorang perempuan dalam menghadapi trauma dan tekanan hidup,” ungkapnya.

Film Ketindihan diproduksi oleh Imagine bersama MVP Pictures, Anami Films, dan sejumlah rumah produksi lainnya. Imagine dikenal sebagai rumah produksi yang konsisten menghasilkan film berkualitas tinggi selama lebih dari satu dekade.