Denada merasakan Ramadan yang sangat berarti tahun ini karena bisa menjalani ibadah puasa penuh bersama putrinya, Aisha, di Singapura. Ia mengaku terharu karena Aisha menunjukkan semangat luar biasa dalam menjalankan ibadah, termasuk salat yang kini lebih rutin dari sebelumnya. Momen pertama mereka salat bersama pun menjadi kenangan istimewa bagi Denada, sesuatu yang ia syukuri di bulan suci kali ini.
Menurut Denada, Aisha memang telah belajar berpuasa sejak beberapa tahun lalu, namun tahun ini semangat dan kedisiplinan putrinya terasa berbeda. Meski menikmati kebersamaan dengan Aisha, Denada tetap merindukan suasana Lebaran di Indonesia, terutama momen takbiran yang tidak ia temukan di Singapura. Ia merasa suasana religius dan meriah takbiran di Indonesia sulit tergantikan.
Lebaran kali ini juga menjadi pengalaman baru yang sederhana namun berkesan. Usai Salat Id, Denada dan Aisha berjalan kaki untuk sarapan dan mengunjungi toko roti yang tak jauh dari tempat tinggal mereka. Momen itu terasa istimewa karena merupakan pertama kalinya Denada merasakan suasana Lebaran seperti itu bersama sang anak. Namun, Lebaran tahun ini juga menyimpan kesedihan, karena untuk pertama kalinya Denada tidak bisa merayakan bersama ibunya, Emilia Contessa, yang telah wafat pada Januari 2025.
Saat Salat Id, Denada diliputi perasaan campur aduk—bahagia karena Aisha kini sehat setelah sebelumnya berjuang melawan leukemia, tapi juga diliputi duka karena kepergian sang ibu. Meski begitu, ia berusaha ikhlas dan meyakini bahwa hidup harus terus berjalan.