Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memperoleh penghargaan terhormat Darjah Kerabat Johor Yang Amat Dihormati Pangkat Pertama (D.K I Johor) saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Malaysia pada hari Senin. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Yang di-Pertuan Agong XVII, Sultan Ibrahim, dalam sebuah acara resmi yang berlangsung di Istana Negara Malaysia.
Penghargaan ini, yang pertama kali didirikan pada 31 Juli 1886, merupakan salah satu tanda kehormatan tertinggi dari Kerajaan Johor. Dengan semboyan “Muafakat Itu Berkat” (Concord is a Blessing), penghargaan tersebut diberikan kepada raja-raja Melayu, kerabat kerajaan, dan pemimpin negara asing yang berkontribusi signifikan dalam mempererat hubungan bilateral.
Tanda kehormatan ini memiliki nilai historis mendalam, dilengkapi kalung emas bertuliskan nama Sultan Abu Bakar dalam aksara Jawi sebagai simbol kejayaan dan persatuan. Selain itu, bintang berujung sembilan yang menyertainya melambangkan nilai-nilai kepemimpinan serta kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh Kerajaan Johor.
Presiden Prabowo kini bergabung dalam daftar tokoh-tokoh internasional yang sebelumnya menerima penghargaan serupa, termasuk Sultan Hassanal Bolkiah (1969), Presiden Soeharto (1990), dan Hamad bin Isa al Khalifa (2017). Penghargaan ini juga mencerminkan eratnya hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia yang terus berkembang melalui kerja sama strategis di berbagai sektor.
Dalam kunjungannya, Presiden Prabowo disambut secara kenegaraan di Istana Negara Malaysia. Upacara khidmat tersebut dimeriahkan oleh kumandang lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan “Negaraku” serta dentuman meriam sebanyak 21 kali sebagai bentuk penghormatan.
Presiden juga mengadakan pertemuan resmi dengan Yang di-Pertuan Agong XVII, Sultan Ibrahim, untuk membahas penguatan hubungan bilateral di berbagai bidang strategis. Acara kenegaraan tersebut diakhiri dengan jamuan santap siang bersama yang digelar di Istana Negara.
Kunjungan ini diharapkan dapat semakin mempererat kerja sama diplomatik dan strategis antara Indonesia dan Malaysia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra utama Malaysia di kawasan Asia Tenggara.